Bandung Zoo Sambut Kelahiran Bayi Orangutan Kalimantan
Bandung Zoo menambah koleksi satwanya dengan kelahiran bayi orangutan Kalimantan berjenis kelamin jantan, dan membuka program orang tua asuh untuk mendukung perawatannya.

Bandung, 21 Februari 2025 – Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) di Kota Bandung, Jawa Barat, menyambut kelahiran bayi orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) yang menambah kekayaan koleksi satwanya. Bayi orangutan jantan ini lahir dari pasangan orangutan Pehong dan Shakila pada 13 Desember 2024.
Kelahiran ini menambah jumlah orangutan Kalimantan di Bandung Zoo menjadi enam ekor. Marketing Komunikasi Bandung Zoo, Sulhan Syafi’i, menyatakan bahwa kelahiran ini merupakan momen istimewa dan kebun binatang tersebut tengah mencari orang tua asuh untuk bayi orangutan tersebut. "Kelahiran ini menjadi momen istimewa bagi kami. Saat ini, kami juga sedang mencari orang tua asuh bagi bayi orangutan ini. Kami harap yang mendaftar adalah mereka yang benar-benar mencintai satwa dan flora," ujar Sulhan.
Proses pendaftaran orang tua asuh dibuka selama tujuh hari ke depan, dengan proses wawancara untuk memastikan kesesuaian calon orang tua asuh dengan visi dan misi Bandung Zoo. Pihak kebun binatang mencari individu yang memiliki kepedulian tinggi terhadap satwa dan bersedia mendukung perkembangan Bandung Zoo.
Program Orang Tua Asuh dan Perkembangan Bayi Orangutan
Sulhan menjelaskan bahwa orang tua asuh yang terpilih akan menerima laporan berkala tentang perkembangan bayi orangutan dan mendapatkan akses bebas masuk ke Bandung Zoo untuk mengunjungi satwa asuhannya. Saat ini, Bandung Zoo telah memiliki enam orang tua asuh untuk satwa lainnya, termasuk dua harimau benggala dan empat tapir. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap satwa dan mendukung perkembangan kebun binatang.
Dokter Hewan Bandung Zoo, Dedi Trisasongko, menjelaskan bahwa kebun binatang menerapkan sistem perkembangbiakan alami bagi satwanya, termasuk orangutan. Setiap individu diperkenalkan terlebih dahulu sebelum disatukan dalam satu kandang. "Kami tidak menggunakan inseminasi buatan atau artificial insemination. Proses reproduksi dilakukan secara alami dengan mempertimbangkan daya dukung lahan dan kesejahteraan satwa," jelas Dedi.
Bayi orangutan tersebut memiliki bobot 1,5 kilogram saat lahir. Dengan kelahiran ini, Bandung Zoo berharap dapat terus berkontribusi dalam upaya konservasi orangutan Kalimantan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian satwa langka ini.
Upaya Konservasi dan Kesejahteraan Satwa
Bandung Zoo berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan satwa dan menerapkan praktik perkembangbiakan yang bertanggung jawab. Kelahiran bayi orangutan ini menjadi bukti keberhasilan upaya konservasi yang dilakukan oleh kebun binatang. Dengan adanya program orang tua asuh, diharapkan semakin banyak pihak yang terlibat dalam upaya pelestarian satwa langka ini.
Keberhasilan perkembangbiakan orangutan secara alami di Bandung Zoo juga menunjukkan komitmen kebun binatang dalam menciptakan lingkungan yang sesuai untuk satwa. Hal ini menjadi contoh baik bagi kebun binatang lain dalam upaya konservasi satwa.
Ke depannya, Bandung Zoo berharap dapat terus meningkatkan program konservasi dan edukasi untuk masyarakat, sehingga semakin banyak orang yang peduli dan terlibat dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
Dengan tambahan anggota baru keluarga orangutan, Bandung Zoo berharap dapat memberikan pengalaman yang lebih berkesan bagi pengunjung dan semakin memperkuat perannya dalam upaya pelestarian satwa langka Indonesia.