Banjarmasin Sukses Presentasikan Sanitasi di Forum CWIS
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, mempresentasikan keberhasilan pengelolaan sanitasi kota di Forum CWIS, menekankan pentingnya sanitasi untuk kota yang layak huni dan berkelanjutan serta peran AKKOPSI dalam pencapaian target sanitasi nasional.

Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina, baru-baru ini memukau peserta South and South East Asia City-Wide Inclusive Sanitation (CWIS) Forum di ITB, Bandung. Dalam presentasinya Senin lalu (13/1), beliau memaparkan keberhasilan program sanitasi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Keberhasilan ini menarik perhatian karena Banjarmasin menjadi salah satu contoh kota di Indonesia yang berhasil mengelola sistem sanitasi perkotaan dengan baik, selain DKI Jakarta.
Salah satu kunci keberhasilan Banjarmasin adalah Perumda Pengelolaan Air Limbah Domistik Kota Banjarmasin (PALD). Perusahaan daerah ini telah berhasil melayani sekitar 7.000 sambungan rumah tangga, meskipun kapasitasnya mencapai 17.000 sambungan. "Ini bukti komitmen kami dalam memberikan solusi sanitasi berkelanjutan," ujar Ibnu Sina.
Sebagai Ketua Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi Indonesia (AKKOPSI), Ibnu Sina juga menekankan pentingnya sanitasi dalam menciptakan kota yang layak huni. Beliau memaparkan target Kementerian Kesehatan (Kemenkes) minimal 80 persen sanitasi tuntas untuk mencapai status kota sehat. "Kota yang nyaman harus memiliki sanitasi yang memadai. Tidak boleh ada lagi jamban di sungai atau sanitasi yang tidak layak," tegasnya.
Ibnu Sina menambahkan bahwa kota layak huni bukan hanya soal air minum bersih, tetapi juga pengelolaan air limbah yang baik. AKKOPSI, yang diketuai Ibnu Sina, saat ini beranggotakan 492 kepala daerah yang berkomitmen pada isu sanitasi. Aliansi ini aktif mendorong komitmen daerah untuk mencapai target sanitasi sesuai RPJM, yaitu 100 persen akses air minum layak, 0 persen sanitasi buruk, dan 100 persen sanitasi layak.
Tantangan terbesar, menurut Ibnu Sina, adalah konsistensi komitmen pemerintah daerah. Namun, ia optimistis dengan dukungan Kemenkes dan Kementerian PUPR, AKKOPSI dapat menjadikan sanitasi sebagai prioritas utama. "Terkadang, perhatian kepala daerah terbagi pada infrastruktur lain. Padahal, sanitasi yang baik akan menghasilkan kota yang lebih sehat dan berkelanjutan," tambahnya.
Forum CWIS sendiri dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah, Co-President UCLG Asia Pasifik Bhim Prasad Dhungana, dan Sekretaris Jenderal UCLG Asia Pasifik Dr Bernadia Tjandradewi. Forum ini merupakan platform kolaborasi untuk mempercepat penerapan sanitasi inklusif di kota-kota, memastikan semua warga memiliki akses sanitasi aman dan berkelanjutan.
Dengan menghadirkan pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan komunitas, CWIS Forum bertujuan untuk berbagi praktik terbaik, memperkenalkan teknologi inovatif, dan menciptakan strategi bersama dalam mendukung target SDG's 6 tentang air bersih dan sanitasi untuk semua. Presentasi Banjarmasin di forum ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam mencapai tujuan tersebut.