Banjarmasin Darurat Sampah: Wali Kota Ibnu Sina Bahas Solusi di Musrenbang
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, membahas solusi krisis sampah pasca penutupan TPAS Basirih dalam Musrenbang 2025-2026, menekankan pentingnya kolaborasi masyarakat dan pemerintah.
![Banjarmasin Darurat Sampah: Wali Kota Ibnu Sina Bahas Solusi di Musrenbang](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191633.229-banjarmasin-darurat-sampah-wali-kota-ibnu-sina-bahas-solusi-di-musrenbang-1.jpg)
Banjarmasin, Kalimantan Selatan – Penutupan Tempat Pengelolaan Akhir Sampah (TPAS) Basirih oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI pada 1 Februari 2025 telah menciptakan krisis sampah di Banjarmasin. Hal ini menjadi fokus utama dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2025-2026 yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina.
Krisis Sampah Banjarmasin: Tantangan Besar di Musrenbang
Dalam Musrenbang yang diadakan di Kecamatan Banjarmasin Timur, Selasa (11/2), Wali Kota Ibnu Sina menyampaikan keprihatinannya atas situasi darurat sampah yang dihadapi kota tersebut. Dengan produksi sampah mencapai 650 ton per hari, penutupan TPAS Basirih membuat pengelolaan sampah menjadi sangat terbatas. Hanya 20 persen sampah yang dapat ditangani oleh TPA Banjarbakula, sisanya menumpuk dan mengancam lingkungan.
"Masalah sampah bukan hanya masalah fisik, tapi juga non-fisik," tegas Ibnu Sina. Ia menekankan pentingnya peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam mengatasi masalah ini. Usulan terkait pengelolaan sampah dari setiap kelurahan akan diintegrasikan ke dalam pokok pikiran anggota dewan untuk dibahas lebih lanjut.
Kolaborasi Masyarakat dan Pemerintah: Kunci Penanganan Sampah
Wali Kota Ibnu Sina mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh Camat Banjarmasin Timur dan kelurahan-kelurahan dalam menangani darurat sampah. Namun, ia menekankan perlunya kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu fokus utamanya adalah mendorong pemilahan sampah di setiap kelurahan agar sampah dapat dikelola lebih efektif dan mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA.
"Kami sedang berupaya agar setiap kelurahan bisa melakukan pemilahan sampah dengan baik. Harapannya, sampah tidak keluar dari kompleks masing-masing dan dapat dikelola lebih efektif," ujar Ibnu Sina.
Ia juga meminta masyarakat untuk aktif mengurangi sampah dari sumbernya. Meskipun idealnya setiap kelurahan mampu melakukan pemilahan sampah secara maksimal, partisipasi aktif masyarakat tetap sangat penting dalam mengurangi beban TPA yang ada.
Langkah Konkret Menuju Banjarmasin Bersih
Ibnu Sina menyadari masih banyak tantangan dalam mengatasi masalah sampah ini. Namun, ia menegaskan komitmennya untuk menjadikan penanganan sampah sebagai prioritas utama. Melalui Musrenbang, ia berharap dapat merumuskan langkah-langkah konkret yang melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di Banjarmasin.
"Meskipun masih banyak tantangan, saya ingin ini menjadi prioritas bersama. Kita harus bertanggung jawab atas kondisi ini dan menghadapinya dengan gotong-royong," kata Ibnu Sina.
Musrenbang ini menjadi wadah penting bagi pemerintah kota untuk melibatkan masyarakat dalam mencari solusi jangka panjang untuk pengelolaan sampah. Harapannya, kolaborasi ini akan menghasilkan strategi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi krisis sampah di Banjarmasin dan menciptakan kota yang lebih bersih dan sehat.
Kesimpulan
Krisis sampah di Banjarmasin akibat penutupan TPAS Basirih menjadi perhatian serius. Wali Kota Ibnu Sina menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini. Melalui Musrenbang, diharapkan tercipta solusi yang berkelanjutan untuk menciptakan Banjarmasin yang bersih dan sehat.