Banjarnegara Bangun Huntara untuk Korban Tanah Bergerak
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara segera membangun 16 unit hunian sementara (huntara) bagi korban bencana tanah bergerak di Dusun Kalireng, Desa Ratamba, setelah sebelumnya 13 keluarga mengungsi akibat bencana tersebut.
Banjarnegara, Jawa Tengah, dilanda bencana tanah bergerak yang mengakibatkan belasan keluarga kehilangan tempat tinggal. Peristiwa ini terjadi pada Senin, 20 Januari 2024, pukul 18.00 hingga 22.00 WIB, di Dusun Kalireng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut. Akibatnya, sejumlah rumah warga rusak berat, bahkan satu mushala ikut terdampak, dan jalan provinsi penghubung Karangkobar-Batur mengalami keretakan.
Respon Cepat Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara bergerak cepat menanggapi bencana ini. Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjarnegara, Tursiman, menyatakan bahwa pembangunan hunian sementara (huntara) segera dimulai untuk menampung 16 keluarga korban. Jumlah ini meningkat dari awalnya 13 keluarga karena pergerakan tanah masih terjadi. Untungnya, warga memiliki lahan di luar zona bahaya, sehingga pembangunan huntara tidak memerlukan pencarian lahan baru.
Pembangunan huntara akan dilakukan di lahan milik warga yang terdampak. Namun, sebelum pembangunan dimulai, kajian geologi akan dilakukan untuk memastikan keamanan dan kelayakan lahan tersebut. Proses pembangunan huntara masih dalam tahap persiapan anggaran, dan diharapkan dapat segera terealisasi setelah kajian geologi selesai.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tidak sendiri dalam menangani bencana ini. Mereka akan meminta bantuan dari berbagai pihak, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Tengah dan perusahaan swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Harapannya, huntara dapat segera dibangun untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal sementara bagi para korban hingga masa transisi darurat selesai.
Status Darurat Bencana dan Pencegahan
Status darurat bencana tanah bergerak di Desa Ratamba telah ditetapkan selama satu bulan, dengan kemungkinan perpanjangan jika penanganan belum selesai. Meskipun dalam beberapa hari terakhir tidak terjadi pergerakan tanah karena cuaca cerah, kewaspadaan tetap diperlukan, terutama jika hujan kembali turun. Pemerintah daerah terus memantau situasi dan siap siaga menghadapi kemungkinan pergerakan tanah susulan.
Dampak Bencana dan Upaya Pemulihan
Bencana tanah bergerak ini tidak hanya merusak rumah dan bangunan, tetapi juga mengganggu arus lalu lintas di jalan provinsi Karangkobar-Batur. Kejadian ini menyebabkan 41 jiwa mengungsi ke rumah saudara mereka di lokasi yang aman. Proses pembongkaran rumah-rumah yang rusak berat telah dilakukan bersama sukarelawan dan masyarakat, dengan tujuan untuk menyelamatkan material bangunan yang masih dapat digunakan kembali untuk pembangunan huntara.
Kesimpulan
Bencana tanah bergerak di Banjarnegara menjadi bukti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Respon cepat pemerintah daerah dan dukungan dari berbagai pihak diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan bagi para korban. Pembangunan huntara menjadi langkah penting dalam memberikan tempat tinggal sementara yang layak dan aman bagi keluarga yang terdampak. Kajian geologi dan pemantauan cuaca terus dilakukan untuk mencegah kejadian serupa dan memastikan keselamatan warga.