Banjir Bekasi: Ketinggian Air Capai 3 Meter, Ratusan Rumah Terendam
Banjir parah melanda Bekasi, Jawa Barat, dengan ketinggian air hingga tiga meter, merendam ratusan rumah di tujuh kecamatan Kota Bekasi dan enam kecamatan Kabupaten Bekasi; BNPB kerahkan tim evakuasi.

Banjir besar menerjang Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Selasa, 4 Januari 2024. Peristiwa ini mengakibatkan ratusan rumah terendam dengan ketinggian air mencapai tiga meter. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa banjir tersebut disebabkan oleh hujan deras dan kiriman air dari sungai di bagian hulu. Proses evakuasi warga terdampak masih berlangsung hingga saat ini.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, jumlah warga yang terdampak masih dalam proses pendataan. Tim gabungan dari berbagai instansi tengah bekerja keras di lapangan untuk melakukan evakuasi dan membantu warga yang terkena dampak banjir. Upaya ini dilakukan di tengah kondisi ketinggian air yang cukup signifikan, bahkan mencapai tiga meter di beberapa titik.
Dampak banjir ini sangat luas. Di Kota Bekasi, tujuh kecamatan terendam banjir, meliputi Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu. Sementara di Kabupaten Bekasi, enam kecamatan terdampak, yaitu Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung, dan Tambun Utara. Kondisi ini menunjukkan skala bencana yang cukup besar dan membutuhkan penanganan cepat dan terkoordinir.
Dampak Banjir di Kota dan Kabupaten Bekasi
Data sementara yang dihimpun BNPB menunjukkan setidaknya 140 unit rumah di Kota Bekasi terendam banjir dengan ketinggian air mencapai tiga meter. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan bagi warga yang rumahnya terdampak. Mereka harus meninggalkan rumah dan harta benda mereka untuk menyelamatkan diri.
Di Kabupaten Bekasi, situasi sedikit lebih baik, namun tetap mengkhawatirkan. Sebanyak 15 unit rumah terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 150 sentimeter. Meskipun ketinggian air lebih rendah dibandingkan di Kota Bekasi, namun tetap saja mengganggu aktivitas dan kehidupan warga setempat.
BNPB memastikan bahwa tim gabungan telah mengerahkan banyak perahu karet untuk membantu proses evakuasi korban banjir. Langkah ini sangat penting untuk memastikan keselamatan warga yang terjebak di rumah mereka yang terendam banjir. Perahu karet menjadi alat transportasi yang efektif untuk menjangkau wilayah yang tergenang air.
Upaya Penanganan Banjir dan Keselamatan Warga
Demi keselamatan warga selama proses evakuasi, PLN Kota Bekasi melakukan pemadaman jaringan listrik di sejumlah kawasan yang terdampak banjir. Langkah ini penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan listrik mengingat ketinggian air yang masih cukup tinggi. Pemadaman listrik sementara ini merupakan langkah antisipatif untuk menghindari risiko yang lebih besar.
Proses pendataan warga terdampak masih terus dilakukan. BNPB dan tim gabungan terus bekerja keras untuk memastikan semua warga yang terdampak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Bantuan tersebut meliputi evakuasi, tempat pengungsian, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya. Kerja sama dan koordinasi antar instansi sangat penting dalam penanganan bencana ini.
'Banjir terjadi disebabkan hujan yang deras dan disertai kiriman air dari sungai di bagian hulu,' kata Abdul Muhari. Pernyataan ini menekankan pentingnya pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) untuk mencegah terjadinya banjir di masa mendatang. Pencegahan dan mitigasi bencana harus menjadi prioritas agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Kesimpulan: Banjir yang melanda Bekasi merupakan bencana alam yang cukup besar dan membutuhkan penanganan yang serius. Kerja sama antara BNPB, pemerintah daerah, dan instansi terkait sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga yang terdampak. Langkah-langkah pencegahan dan mitigasi bencana juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang.