Banjir Padangsidimpuan Rusak 495 Rumah, 164 Rusak Berat!
Banjir dan tanah longsor di Padangsidimpuan mengakibatkan kerusakan pada 495 rumah, dengan 164 rumah mengalami kerusakan berat, dan dampak signifikan pada beberapa wilayah.

Banjir dan tanah longsor yang menerjang Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, pada Kamis (13/3) malam telah mengakibatkan kerusakan parah pada 495 rumah. Peristiwa ini terjadi di enam kecamatan dan puluhan kelurahan serta desa di Padangsidimpuan, menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat setempat. Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara mencatat rincian kerusakan dan upaya penanganan yang telah dilakukan.
Berdasarkan laporan yang diterima Pusdalops PB Sumut di Medan pada Minggu (16/3), kerusakan rumah terbagi dalam tiga kategori. Sebanyak 164 rumah mengalami kerusakan berat, 103 rumah rusak sedang, dan 228 rumah mengalami kerusakan ringan. Bencana ini juga berdampak pada fasilitas umum, dengan satu sekolah mengalami kerusakan sedang dan ringan, serta satu rumah ibadah mengalami kerusakan sedang dan ringan. Enam kecamatan yang terdampak adalah Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Batunadua, Padangsidimpuan Angkola Julu, Padangsidimpuan Tenggara, dan Hutaimbru.
Kerusakan tersebar di sejumlah kelurahan dan desa di enam kecamatan tersebut. Di antaranya Kelurahan Sadabuan, Kelurahan Tobat, dan Kelurahan Kantin di Kecamatan Padangsidimpuan Utara; Kelurahan Ujung Padang, Kelurahan Aek Tampang, Kelurahan Losung, dan Kelurahan Sitamiang Baru di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan; serta beberapa gang di Kelurahan Batunadua Julu di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua. Desa Rimba Shoping dan Desa Sima Tohir di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, serta Desa Pulo Bauk dan Desa Huta Lombang di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara juga terdampak bencana ini.
Penanganan Bencana dan Upaya Pemulihan
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, menyatakan bahwa data kerusakan tersebut masih bersifat sementara. "Data tersebut merupakan data sementara yang masuk dari Pusdaslops PB Sumut," ujarnya. BPBD setempat, bersama pemangku kepentingan terkait, telah melakukan sejumlah upaya penanganan bencana.
"Pihak terkait telah melakukan penilaian awal kejadian bencana di lokasi bencana, melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak banjir dan melakukan operasi SAR terhadap korban yang hilang," jelas Yuyun, sapaan akrab Sri Wahyuni Pancasilawati. Selain evakuasi dan pencarian, upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak juga dilakukan. Perencanaan dan penentuan rencana operasi, evaluasi penanganan darurat, serta pendirian posko juga menjadi bagian dari respon terhadap bencana ini.
BPBD Sumut juga memberikan pendampingan sistem komando penanganan darurat bencana dan keposkoan, serta menurunkan sumber daya manusia ke lokasi bencana untuk membantu proses pemulihan. "Berdasarkan laporan, ketinggian air sudah menurun drastis di enam kecamatan dan masyarakat didukung oleh pemerintah daerah dan relawan melakukan pembersihan material akibat banjir," tambah Yuyun. Hal ini menunjukkan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, relawan, dan masyarakat dalam upaya pemulihan pascabencana.
Wilayah Terdampak dan Kerusakan Rinci
Berikut rincian wilayah yang terdampak banjir dan tanah longsor di Kota Padangsidimpuan:
- Kecamatan Padangsidimpuan Utara: Kelurahan Sadabuan, Kelurahan Tobat, Kelurahan Kantin
- Kecamatan Padangsidimpuan Selatan: Kelurahan Ujung Padang, Kelurahan Aek Tampang, Kelurahan Losung, Kelurahan Sitamiang Baru
- Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua: Gang OtoaYana, Gang Salak Permai, Gang Tanggal, Gang Libers - Kawasan Hapinis Kelurahan Batunadua Julu
- Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu: Desa Rimba Shoping, Desa Sima Tohir
- Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara: Desa Pulo Bauk, Desa Huta Lombang
- Kecamatan Hutaimbru: (Data rinci belum tersedia)
Proses pemulihan pascabencana masih terus berlangsung, dengan berbagai pihak bekerja sama untuk membantu masyarakat yang terdampak. Pemerintah daerah dan relawan terus berupaya untuk memulihkan kondisi dan membantu warga yang terkena dampak banjir dan tanah longsor tersebut.