Banjir Tapanuli Selatan: 816 Jiwa Terdampak, Tiga Kecamatan Terendam
Banjir akibat luapan Sungai Batang Angkola di Tapanuli Selatan, Sumut, telah merendam tiga kecamatan dan menyebabkan 816 jiwa terdampak, dengan kerusakan rumah dan infrastruktur.

Banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Batang Angkola telah melanda tiga kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada Sabtu, 15 Maret 2024. Bencana ini mengakibatkan ratusan jiwa mengungsi dan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Selatan, Fachri Ananda, mengonfirmasi dampak yang meluas dari peristiwa ini, yang meliputi permukiman warga, lahan pertanian, dan infrastruktur penting.
Kecamatan Angkola Muaratais, Batang Angkola, dan Sayur Matinggi menjadi daerah terdampak paling parah. Di Desa Silaiya, Kecamatan Sayur Matinggi, dampaknya sangat signifikan dengan 816 jiwa terdampak, tiga rumah rusak total, dan dua hektare sawah terendam. Selain itu, sebuah jembatan gantung mengalami kerusakan berat, dan akses ke Desa Aek Libung terhambat karena banjir yang belum surut.
Luapan sungai juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar. Sekitar 100 hektare sawah terendam di Kecamatan Angkola Muaratais, dan 300 hektare di Kecamatan Batang Angkola. Meskipun beberapa desa yang sempat terendam telah surut, ancaman kerusakan lahan pertanian masih menjadi perhatian utama.
Dampak Banjir dan Upaya Penanganan
Selain banjir, longsor juga terjadi di Kecamatan Angkola Timur, Angkola Barat, dan Sipirok, menyebabkan kerusakan rumah dan jalan ambles. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, serta aparat kecamatan dan desa langsung bergerak cepat menangani dampak bencana ini. "Kami telah melakukan evakuasi korban, pendirian posko pengungsian, dapur umum, serta posko kesehatan dilakukan untuk membantu warga terdampak," jelas Fachri Ananda.
Upaya pemulihan pascabanjir terus dilakukan. Distribusi air bersih telah dimulai untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi. Pendataan dampak bencana masih berlangsung untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam proses pemulihan dan rehabilitasi. Pemerintah daerah juga tengah fokus pada perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir dan longsor.
Kerusakan infrastruktur yang signifikan membutuhkan penanganan segera untuk memulihkan aksesibilitas dan konektivitas di wilayah terdampak. Perbaikan jembatan gantung dan jalan yang ambles menjadi prioritas utama dalam upaya pemulihan pascabanjir.
Imbauan Kewaspadaan
Meskipun air di beberapa daerah telah surut, ancaman bencana hidrometeorologi masih mengintai. "Warga diimbau tetap waspada mengingat curah hujan masih berpotensi tinggi dalam beberapa hari ke depan," imbau Fachri. Pemantauan cuaca dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci untuk meminimalisir dampak bencana di masa mendatang.
BPBD Tapanuli Selatan terus memantau situasi dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Kerjasama antar instansi dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di masa mendatang. Semoga upaya pemulihan pascabanjir dapat berjalan lancar dan masyarakat terdampak dapat segera kembali pulih.
Data Kerusakan:
- Kecamatan Sayur Matinggi (Desa Silaiya): 816 jiwa terdampak, 3 rumah rusak total, 2 hektare sawah terendam, 1 jembatan gantung rusak berat.
- Kecamatan Angkola Muaratais: 100 hektare sawah terendam.
- Kecamatan Batang Angkola: 300 hektare sawah terendam.
- Kecamatan Angkola Timur, Angkola Barat, Sipirok: Longsor menyebabkan kerusakan rumah dan jalan ambles.