Kemensos Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Banjir dan Longsor di Tapanuli Selatan
Kemensos bergerak cepat menyalurkan bantuan bagi 816 jiwa korban banjir dan longsor di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, termasuk makanan, selimut, dan tenda.

Banjir dan tanah longsor menerjang Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada Rabu malam, 12 Maret 2024, mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap 204 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 816 jiwa. Bencana alam ini disebabkan oleh curah hujan tinggi yang melanda wilayah tersebut. Enam kecamatan terdampak, dengan banjir melanda Angkola Muaratais, Batang Angkola, dan Sayur Matinggi akibat luapan Sungai Batang Angkola, sementara tanah longsor terjadi di Angkola Timur, Angkola Barat, dan Sipirok.
Kejadian ini mengakibatkan kerusakan pada 12 rumah dan satu jembatan, serta merendam sekitar 400 hektare sawah. Beruntung, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Kementerian Sosial (Kemensos) RI, melalui Dinas Sosial dan Taruna Siaga Bencana (Tagana), langsung merespon kejadian ini dengan menyalurkan bantuan kepada para korban.
"Dapur umum, posko pengungsian, dan posko kesehatan, telah didirikan di Desa Bange, Kecamatan Sayur Matinggi, untuk membantu para penyintas bencana," jelas Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI, Masryani Mansyur, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (16/3).
Bantuan Kemensos untuk Korban Bencana di Tapanuli Selatan
Kemensos menyalurkan bantuan logistik dari gudang Sentra Insyaf Medan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak. Bantuan tersebut meliputi 500 paket makanan siap saji, 320 paket makanan anak, 100 paket kids ware, 100 paket family kit, 100 selimut, 100 kasur, dan 100 tenda gulung. Selain itu, air bersih juga didistribusikan ke wilayah terdampak.
Menurut Masryani, kondisi di beberapa titik banjir mulai surut, sehingga warga telah mulai membersihkan rumah mereka. Warga yang rumahnya mengalami kerusakan masih mengungsi di rumah kerabat. Dinas Sosial setempat juga telah menyalurkan dana santunan kepada keluarga yang rumahnya rusak.
Meskipun pemerintah daerah belum menetapkan status darurat bencana, koordinasi antar berbagai pihak terus dilakukan untuk memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi. Kemensos terus memantau perkembangan di lapangan dan siap memberikan dukungan tambahan jika diperlukan. "Kami memastikan kebutuhan dasar para korban terpenuhi dan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah," tambah Masryani.
Penanganan Bencana dan Langkah-Langkah Selanjutnya
Proses evakuasi korban ke tempat yang lebih aman telah dilakukan oleh Dinsos dan Tagana setempat. Pembentukan posko pengungsian, dapur umum, dan posko kesehatan menunjukkan respon cepat dan terkoordinasi dalam penanganan bencana ini. Distribusi bantuan logistik yang cepat juga menjadi kunci dalam meringankan beban para korban.
Langkah selanjutnya akan difokuskan pada pemulihan dan rekonstruksi infrastruktur yang rusak, serta pemenuhan kebutuhan jangka panjang bagi para korban. Koordinasi yang erat antara Kemensos, pemerintah daerah, dan lembaga terkait lainnya akan sangat penting dalam memastikan proses pemulihan berjalan lancar dan efektif.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di Indonesia. Peningkatan sistem peringatan dini dan infrastruktur yang tahan bencana menjadi hal krusial untuk meminimalisir dampak bencana di masa mendatang. Peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan juga sangat penting untuk mencegah terjadinya bencana alam.
Meskipun situasi mulai membaik, Kemensos tetap berkomitmen untuk memantau situasi dan memberikan bantuan tambahan jika diperlukan. Koordinasi dan kolaborasi antar lembaga pemerintah dan masyarakat sipil akan terus ditingkatkan untuk memastikan pemulihan pasca bencana berjalan dengan baik dan merata.