Banjir Bandang Kupang: 275 Rumah Terendam, Infrastruktur Rusak Parah
Banjir bandang yang melanda enam kecamatan di Kabupaten Kupang, NTT, sejak 30 Januari 2025 telah menyebabkan kerusakan parah pada 275 rumah, infrastruktur, dan fasilitas umum, memutus akses transportasi di beberapa wilayah.

Banjir bandang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak 30 Januari 2025, mengakibatkan kerusakan signifikan pada rumah warga dan infrastruktur. BPBD Kabupaten Kupang melaporkan dampaknya yang cukup memprihatinkan.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kupang, Smit Fanggi, sekitar 275 rumah warga terendam banjir. Kerusakan paling parah terjadi di Desa Naitae, dengan 23 rumah rusak berat hingga rata dengan tanah akibat terjangan Kali Siumate yang meluap. Di Desa Tuakau, tujuh rumah mengalami kerusakan sedang.
Bencana alam ini juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Lima jembatan putus total, termasuk Jembatan Termanu di Kecamatan Amfoang, yang memutus akses transportasi ke tiga kecamatan. Selain itu, lima ruas jalan rusak berat karena abrasi akibat banjir di beberapa kecamatan seperti Fatuleu Barat, Kupang Tengah, Amfoang Utara, dan Amfoang Barat Daya.
Fasilitas umum pun tak luput dari dampak banjir. Tiga fasilitas umum dilaporkan rusak, yaitu SMP Negeri Fatuleu Barat, Pasar Oefitis, dan SMP Negeri I Amfoang Utara. Kerusakan ini tentu berdampak besar pada kehidupan masyarakat setempat.
Penyebab utama bencana ini adalah hujan lebat disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Kupang pada tanggal 30 dan 31 Januari 2025. Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan sungai dan kali meluap, sehingga mengakibatkan banjir bandang yang meluas ke enam kecamatan tersebut.
Hujan deras dan meluapnya sungai-sungai menjadi penyebab utama banjir bandang ini. Akibatnya, akses jalan dan jembatan terputus, menghambat evakuasi dan distribusi bantuan. Kerusakan rumah dan fasilitas umum juga menimbulkan kerugian ekonomi dan sosial yang besar bagi masyarakat.
Menyikapi kejadian ini, BPBD Kabupaten Kupang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca yang masih fluktuatif. Upaya mitigasi bencana perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak kerusakan di masa mendatang. Pemulihan infrastruktur dan bantuan bagi warga terdampak juga menjadi prioritas utama.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Peningkatan infrastruktur penanggulangan banjir dan sistem peringatan dini sangat krusial untuk meminimalisir kerugian dan melindungi warga dari ancaman serupa di masa depan.