Banjir Rob Muara Angke: Pemkot Jakarta Utara Sebut Tanggul Laut Belum Terpasang
Banjir rob di Muara Angke disebabkan oleh belum terpasangnya tanggul laut yang memadai, sementara solusi jangka pendek berupa pembangunan tanggul sedang dilakukan Pemkot Jakarta Utara.

Banjir rob kembali melanda pemukiman warga di Muara Angke, Jakarta Utara. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 30 April 2025, dan mengakibatkan genangan air yang merendam rumah-rumah warga. Penyebabnya, menurut Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara melalui Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA), adalah belum terpasangnya tanggul laut yang memadai di kawasan tersebut. Genangan air berasal dari limpasan air laut yang meluap ke daratan karena ketinggian tanggul yang ada saat ini belum sesuai standar.
Kepala Seksi Drainase Suku Dinas SDA Jakarta Utara, Yudo Widiatmoko, menjelaskan bahwa air laut yang meluap disebabkan oleh ketinggian tanggul yang tidak mampu membendung air laut. "Air yang merendam pemukiman berasal dari limpasan air laut yang meluap ke daratan," ujar Yudo. Sebagai solusi jangka panjang, Pemkot Jakarta Utara mengandalkan program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), sebuah program pembangunan tanggul pantai dan pengembangan kawasan pesisir Jakarta. Namun, untuk mengatasi masalah jangka pendek, Pemkot berencana meninggikan tanggul yang sudah ada.
Pembangunan tanggul sebagai solusi jangka pendek ini direncanakan akan dimulai pada bulan Agustus atau September 2025. "Tanggul ini diharapkan dapat mencegah air laut masuk saat banjir rob," tambah Yudo. Selain di Muara Angke, Suku Dinas SDA juga sedang membangun tanggul di Docking Kapal KPKP di Pluit Karang Ayu dan Pluit Muara Karang sepanjang 217 meter dengan ketinggian tiga meter. Pembangunan ini ditargetkan selesai pada Agustus atau September 2025, dan diharapkan mampu mencegah limpasan air laut ke daratan.
Solusi Jangka Pendek dan Panjang Mengatasi Banjir Rob
Sebagai respons atas kejadian banjir rob di Muara Angke, Pemkot Jakarta Utara telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini. Pembangunan tanggul yang lebih tinggi menjadi solusi jangka pendek yang akan segera direalisasikan. Sementara itu, program NCICD menjadi solusi jangka panjang yang diharapkan mampu mengatasi masalah banjir rob secara permanen di wilayah pesisir Jakarta. Pembangunan tanggul darurat juga telah dilakukan di beberapa titik menggunakan geobag dan bronjong untuk mengurangi dampak banjir rob.
Sebelumnya, pada Selasa, 29 April 2025, banjir rob juga terjadi akibat robohnya tembok pembatas sepanjang 15 meter. Tembok tersebut, menurut Yudo, tidak didesain untuk menahan air laut sehingga jebol ketika air pasang datang. "Kami sudah memasang tanggul darurat dari geobag dan bronjong. Air masih melimpah tapi hanya terjadi di area docking kapal saja," jelasnya. Peristiwa ini menunjukkan urgensi pembangunan tanggul yang lebih kokoh dan memadai.
Warga di sekitar Muara Angke juga merasakan dampak langsung dari banjir rob. Ketua RW 22 Kelurahan Pluit Penjaringan Jakarta Utara, Bani, menyatakan ketinggian air mencapai 50 sentimeter pada Rabu dini hari sekitar pukul 01.06 WIB. "Air laut ini mulai naik sejak pukul 20.00 WIB dan hingga saat ini ketinggian air terus meninggi," kata Bani. Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya upaya mitigasi bencana untuk melindungi warga dari dampak banjir rob.
Peringatan Dini BMKG dan Fenomena Super New Moon
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan dini akan potensi banjir pesisir atau banjir rob pada periode 27 April hingga 4 Mei 2025. Peringatan ini dikeluarkan karena adanya fenomena Super New Moon atau fase bulan perigee dan bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum, sehingga menyebabkan banjir rob di wilayah pesisir utara Jakarta. Peringatan dini ini menjadi penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir rob.
Kesimpulannya, banjir rob di Muara Angke menyoroti pentingnya pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur tanggul laut yang memadai. Solusi jangka pendek dan panjang yang sedang diupayakan oleh Pemkot Jakarta Utara diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi warga dari ancaman banjir rob di masa mendatang. Kerja sama antara pemerintah dan warga juga sangat penting dalam upaya mitigasi bencana ini.