Pemprov DKI Jakarta Pasang Geobag Antisipasi Banjir Rob di Jakarta Utara
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pasang geobag di sejumlah titik rawan banjir rob di Jakarta Utara sebagai langkah mitigasi jangka pendek, sembari menunggu proyek NCICD rampung pada 2030.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI) tengah gencar melakukan upaya mitigasi untuk menghadapi ancaman banjir rob di wilayah Jakarta Utara. Langkah konkret yang diambil adalah pemasangan geobag, kantong-kantong berisi pasir atau tanah, di sejumlah titik rawan banjir. Pemasangan ini dilakukan sebagai respon terhadap prediksi peningkatan rob pada akhir Maret 2024. Upaya ini melibatkan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
Pemasangan geobag, yang disusun menyerupai tanggul, telah dilakukan di beberapa lokasi, antara lain Sunda Kelapa, kawasan Baywalk Pluit, dan Marunda Pulo. Selain pemasangan geobag, Pemprov DKI juga melakukan berbagai langkah lain untuk mengurangi dampak banjir rob. Langkah-langkah tersebut merupakan upaya jangka pendek sebelum proyek pembangunan tanggul pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) selesai pada tahun 2030.
"Tanggul mitigasi dibuat menggunakan geobag berisi pasir maupun tanah yang disematkan dalam bronjong dan disusun menyerupai tanggul," jelas Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta, Hendri, saat dihubungi pada Rabu. Ia menambahkan bahwa upaya ini merupakan langkah antisipatif untuk melindungi warga Jakarta Utara dari dampak buruk banjir rob yang diperkirakan akan meningkat.
Langkah Mitigasi Banjir Rob Jakarta Utara
Selain pemasangan geobag, Pemprov DKI juga melakukan beberapa tindakan lain untuk mengurangi risiko banjir rob. Di Muara Angke, dilakukan peningkatan ketinggian tanggul yang sudah ada. Sementara di Muara Baru, perbaikan dilakukan dengan metode penambalan menggunakan beton tembok. Sebagai langkah darurat, penambalan kebocoran pada sheet pile juga dilakukan.
Pompa-pompa mobile juga disiagakan di Ancol Hilir atau Jalan R.E. Martadinata untuk mengantisipasi genangan air. Pompa-pompa stasioner juga telah disiapkan di berbagai titik di pesisir Jakarta. Semua upaya ini bertujuan untuk meminimalisir dampak banjir rob yang diprediksi akan melanda beberapa wilayah di Jakarta Utara.
Wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak banjir rob meliputi Muara Angke, Muara Baru, Jalan R.E. Martadinata, Cilincing, dan Marunda Pulo. Pemprov DKI menghimbau warga di daerah-daerah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan diri menghadapi potensi banjir rob.
Antisipasi dan Kesiapsiagaan Warga
Sekretaris Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Maruli Sijabat, telah menginformasikan kepada warga pesisir utara Jakarta tentang pentingnya mempersiapkan langkah-langkah antisipasi. Hal ini termasuk mempersiapkan sarana evakuasi dan lokasi pengungsian sebagai langkah antisipasi jika terjadi banjir rob yang signifikan.
"Bila diperlukan adanya pengungsian, maka kami akan siapkan sarana untuk evakuasi dengan menggunakan perahu. Juga bisa kita maksimalkan sarana-sarana yang sudah ada," ujar Maruli. BPBD DKI Jakarta menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi ancaman banjir rob.
Pemasangan geobag dan berbagai upaya mitigasi lainnya merupakan langkah jangka pendek yang dilakukan Pemprov DKI sambil menunggu selesainya proyek NCICD pada tahun 2030. Proyek NCICD diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir rob di Jakarta Utara.
Langkah-langkah mitigasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta antara lain:
- Pemasangan geobag di Sunda Kelapa, Baywalk Pluit, dan Marunda Pulo.
- Peningkatan ketinggian tanggul existing di Muara Angke.
- Penambalan tanggul dengan beton tembok di Muara Baru.
- Penambalan kebocoran sheet pile.
- Penyediaan pompa bergerak di Ancol Hilir.
- Penyiagaan pompa stasioner dan mobile di pesisir Jakarta.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan dampak banjir rob di Jakarta Utara dapat diminimalisir dan keselamatan warga tetap terjaga.