Pemprov DKI Bangun Tanggul Mitigasi Pasca Lebaran, Antisipasi Banjir Rob Jakarta Utara
Pemprov DKI Jakarta akan membangun tanggul mitigasi setelah Lebaran 2025 untuk mengurangi dampak banjir rob di Jakarta Utara, sebagai langkah sementara sebelum proyek NCICD rampung.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan pembangunan tanggul mitigasi sebagai solusi untuk mengurangi dampak banjir rob yang kerap melanda Jakarta Utara. Pembangunan ini dijadwalkan dimulai setelah Lebaran 1446 Hijriah atau tahun 2025 mendatang. Langkah ini diambil sebagai upaya preventif untuk mengatasi masalah banjir rob yang terus berulang di beberapa titik kawasan tersebut. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyatakan, "Nanti setelah Lebaran, kami akan membangun tanggul-tanggul di beberapa tempat dan itu mudah-mudahan menjadi preventif untuk rob di beberapa titik yang selalu terjadi."
Rencana pembangunan tanggul ini sebenarnya telah diutarakan sejak era Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi pada Januari lalu. Namun, hingga saat ini detail lokasi dan panjang tanggul yang akan dibangun masih belum dipublikasikan. Pembangunan tanggul mitigasi ini akan menjadi solusi sementara sambil menunggu selesainya proyek tanggul laut atau Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN/NCICD) yang ditargetkan rampung pada tahun 2030.
Proyek NCICD atau PTPIN merupakan program strategis nasional di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum. Proyek ini tidak hanya difokuskan pada pengendalian kenaikan muka air laut dan banjir, tetapi juga pada perbaikan kondisi lingkungan dengan mengadopsi konsep ruang ketiga. Konsep ini menjanjikan solusi terpadu yang berkelanjutan untuk mengatasi masalah pesisir Jakarta.
Antisipasi Banjir Rob di Jakarta Utara
Pramono Anung juga mengingatkan potensi banjir rob yang diperkirakan akan terjadi di Jakarta Utara pada tanggal 28 dan 29 Maret 2025. Wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Muara Angke, Muara Baru, Jalan R.E. Martadinata, Cilincing, dan Marunda Pulo. Sebagai langkah antisipasi, Pramono telah menginstruksikan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI untuk melakukan berbagai upaya mitigasi, termasuk menyiapkan pompa-pompa pengendali banjir.
Selain pembangunan tanggul, kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir rob juga menjadi fokus utama. Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Maruli Sijabat, menyatakan bahwa pihaknya telah menginformasikan kepada warga di pesisir utara Jakarta mengenai potensi bahaya banjir rob dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi. Upaya tersebut meliputi penyiapan sarana evakuasi, lokasi pengungsian, dan pemenuhan kebutuhan dasar warga di lokasi pengungsian.
Maruli menambahkan, "Apabila diperlukan adanya pengungsian, maka kami akan siapkan sarana untuk evakuasi dengan menggunakan perahu. Juga bisa kita maksimalkan sarana-sarana yang sudah ada." Persiapan yang matang ini diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh banjir rob.
Pembangunan tanggul mitigasi ini merupakan bagian dari upaya komprehensif Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi masalah banjir rob di Jakarta Utara. Langkah ini dilakukan sebagai langkah antisipasi jangka pendek sebelum proyek NCICD selesai. Selain itu, kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi banjir rob juga menjadi prioritas utama untuk melindungi warga dari dampak bencana alam tersebut. Dengan berbagai upaya mitigasi dan antisipasi yang dilakukan, diharapkan dampak banjir rob di Jakarta Utara dapat diminimalisir.