Banyuwangi Raih Dukungan UEA untuk Pengelolaan Sampah Sirkular
Pengelolaan sampah sirkular di Banyuwangi mendapat suntikan dana 20 juta dolar AS dari Uni Emirat Arab melalui Clean Rivers, untuk memperkuat infrastruktur dan edukasi pengelolaan sampah.

Banyuwangi, Jawa Timur – Kabupaten Banyuwangi terus berinovasi dalam pengelolaan sampah. Setelah sebelumnya sukses menjalankan Project STOP, kini Banyuwangi mendapat dukungan signifikan dari Uni Emirat Arab (UEA) untuk meningkatkan sistem pengelolaan sampah sirkularnya. Dukungan ini diwujudkan melalui kerja sama dengan Clean Rivers, sebuah organisasi yang fokus pada pengelolaan sampah.
Kerja Sama Internasional untuk Banyuwangi Hijau
Pada World Governments Summit 2025 di Dubai, UEA, telah ditandatangani perjanjian pendanaan proyek pengelolaan sampah antara Clean Rivers dan Project STOP Banyuwangi. Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada 12 Februari lalu. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan optimisme atas kerja sama ini dan menegaskan komitmen Banyuwangi untuk terus memajukan pengelolaan sampahnya.
Perjanjian ini merupakan bagian dari nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan UEA dan Pemerintah Indonesia yang ditandatangani pada tahun 2024. UEA berkomitmen memberikan dana sebesar 20 juta dolar AS untuk proyek pengelolaan dan pembersihan sampah di Indonesia, dan Banyuwangi menjadi salah satu penerima manfaatnya. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah dan memastikan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk warga Banyuwangi.
Project STOP: Sukses dan Perluasan Program
Project STOP, yang dijalankan bersama organisasi nirlaba PT Systemiq Lestari Indonesia sejak 2018, telah memberikan dampak positif bagi Banyuwangi. Program ini telah membangun tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) di beberapa lokasi, seperti Muncar dan Balak, Songgon. TPS3R ini melayani ratusan ribu rumah tangga dan memberikan edukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat.
Bupati Ipuk menekankan manfaat nyata Project STOP, baik berupa bantuan fisik maupun pendampingan. Program ini tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga memberikan edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Ratusan warga Banyuwangi kini mendapatkan manfaat ekonomi dari program ini, baik melalui pemilihan sampah mandiri maupun bekerja di TPS3R.
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan
Keberhasilan Project STOP tidak hanya terlihat dari sisi lingkungan, tetapi juga dari sisi ekonomi. Dengan adanya TPS3R dan program edukasi, masyarakat Banyuwangi mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang baik dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dukungan dari UEA melalui Clean Rivers akan semakin memperluas jangkauan dan dampak Project STOP. Dengan tambahan pendanaan dan dukungan teknis, Banyuwangi diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah sirkular yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah daerah, organisasi nirlaba, dan pihak internasional seperti UEA akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai pengelolaan sampah yang optimal. Banyuwangi telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam hal ini, dan dukungan internasional semakin memperkuat langkah Banyuwangi menuju lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.