Barantin Kepri Lepas Ekspor Produk Olahan Kelapa Rp1,8 Miliar: 54 Ton Santan dan Air Kelapa Tembus Pasar China
Badan Karantina Indonesia (Barantin) Kepri sukses melepas ekspor perdana produk olahan kelapa senilai Rp1,8 miliar ke China, menandai potensi besar pertanian Kepri.

Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Karantina Kepulauan Riau (Kepri) sukses melepas ekspor perdana produk olahan kelapa. Pelepasan ini berlangsung di Batam pada Sabtu (16/8), dengan total nilai mencapai Rp1,8 miliar.
Komoditas yang diekspor meliputi 54 ton santan dan 27 ton air kelapa, yang seluruhnya merupakan hasil hilirisasi produk pertanian kelapa dari Kota Batam. Tujuan ekspor perdana ini adalah pasar internasional di China, membuka peluang baru bagi produk lokal.
Kepala Karantina Kepri, Herwintarti, menegaskan bahwa kelapa merupakan produk unggulan yang memiliki dampak luas bagi perekonomian daerah. Ekspor ini membuktikan potensi besar Kepri di sektor pertanian produk olahan yang berorientasi ekspor.
Akselerasi Ekspor Melalui Program "Go Export"
Pelepasan ekspor perdana ini merupakan bagian integral dari program akselerasi ekspor bertajuk "Go Export" yang digalakkan oleh Barantin. Program ini bertujuan untuk mempercepat proses ekspor komoditas pertanian dan perikanan Indonesia.
Herwintarti menjelaskan bahwa Barantin tidak hanya berfungsi menjaga keamanan komoditas dari hama penyakit di perbatasan, tetapi juga berperan sebagai fasilitator perdagangan. Kehadiran Barantin sangat krusial dalam memperlancar arus ekspor.
Layanan sertifikat kesehatan karantina yang diterbitkan Barantin menjadi syarat utama perdagangan internasional. Dokumen ini memastikan bahwa produk yang diekspor telah memenuhi standar kesehatan dan keamanan yang ditetapkan oleh negara tujuan.
Pertumbuhan Signifikan Ekspor Pertanian Kepri
Data Barantin Kepri menunjukkan adanya pertumbuhan yang signifikan dalam volume ekspor produk pertanian dari wilayah tersebut. Sepanjang Januari hingga Agustus tahun ini, volume ekspor telah mencapai 10.997 ton.
Nilai ekspor produk pertanian Kepri pada periode yang sama tercatat sebesar Rp191 miliar, menunjukkan peningkatan sebesar 21,2 persen dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya. Angka ini mencerminkan peningkatan kapasitas produksi dan daya saing produk lokal.
Secara keseluruhan, sepanjang tahun 2024, total ekspor produk pertanian dari Kepri mencapai 42.649 ton dengan nilai Rp396,2 miliar. Negara tujuan ekspor sangat beragam, meliputi Australia, Jerman, Uni Emirat Arab, Taiwan, Mesir, Rusia, dan beberapa negara lainnya.
Kualitas Produk Olahan Kelapa Indonesia di Pasar Global
Deputi Bidang Karantina Tumbuhan RI, Bambang, menekankan pentingnya peran karantina dalam perdagangan global. Produk pertanian tidak dapat diekspor tanpa adanya sertifikat fitosanitari karantina yang sah.
Dokumen ini berfungsi sebagai bukti bahwa produk bebas dari hama dan penyakit berbahaya, sesuai dengan standar internasional. Kehadiran karantina sangat membantu pelaku usaha dalam menembus pasar global yang kompetitif.
David, Direktur PT Coconut Charcoal Indonesia selaku eksportir, menyatakan bahwa ekspor perdana ini menjadi bukti nyata kualitas produk olahan Indonesia. Produk-produk ini mampu bersaing secara global dan memenuhi permintaan pasar internasional.
Pelepasan ekspor produk olahan kelapa perdana ke China ini diharapkan menjadi awal hubungan perdagangan yang kuat. Ini juga diharapkan membuka jalan yang lebih luas bagi produk-produk unggulan Kepri untuk menembus pasar internasional di masa mendatang.