Ekspor Kelapa Indonesia Tembus 100 Negara, Dorong Perekonomian Nasional
Badan Karantina Indonesia (Barantin) telah sertifikasi ekspor kelapa Indonesia ke lebih dari 100 negara, mendorong peningkatan perekonomian nasional dengan total ekspor 1.097.349 ton di tahun 2024.

Jakarta, 04 Maret 2025 - Badan Karantina Indonesia (Barantin) berhasil melakukan sertifikasi ekspor kelapa Indonesia ke lebih dari 100 negara. Pencapaian ini merupakan langkah signifikan dalam mendukung peningkatan perekonomian nasional. Deputi Bidang Karantina Tumbuhan Barantin, Bambang, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini berkat kerja keras dan strategi yang tepat dalam memenuhi standar internasional.
Data sistem Best Trust Barantin menunjukkan total ekspor kelapa Indonesia mencapai 1.097.349 ton pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan potensi besar komoditas kelapa Indonesia di pasar global. Selain itu, keberhasilan ini juga menunjukkan komitmen Barantin dalam membantu petani dan pelaku usaha di sektor kelapa.
Ekspor kelapa Indonesia tidak hanya terfokus pada satu negara saja. China memang menjadi tujuan ekspor utama, namun negara-negara lain seperti Malaysia, Thailand, India, Australia, Amerika, Vietnam, dan Jerman juga menjadi pasar penting bagi produk kelapa Indonesia. Fluktuasi jumlah ekspor setiap tahunnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk harga pasar, jumlah produksi, dan permintaan global.
Ekspor Kelapa Indonesia: Tren Positif dan Tantangan
Berdasarkan data Best Trust Barantin, ekspor kelapa dan produk turunannya mencapai puncaknya pada tahun 2023, yaitu sebanyak 1,45 juta ton. Peningkatan produksi sebesar 0,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), menjadi salah satu faktor pendorongnya. Pada tahun-tahun sebelumnya, ekspor tercatat sebesar 1,28 juta ton (2022), 1,18 juta ton (2021), dan 1,18 juta ton (2020).
Pada periode Januari-Februari 2025, ekspor kelapa bulat telah mencapai 181.500 ton. Hal ini menunjukkan tren positif di awal tahun. Berbagai jenis produk kelapa, sebanyak 22 jenis, diekspor ke berbagai negara, mulai dari kelapa bulat, bungkil, minyak, santan, kelapa parut, air kelapa, tepung, serbuk (media tanam), gula kelapa, hingga tempurung. Yang membanggakan, seluruh produk turunan kelapa ini dapat diekspor tanpa melalui perjanjian protokol bilateral.
Meskipun demikian, perjalanan ekspor kelapa Indonesia tidak selalu mulus. Pada awal 2022, China sempat meminta perjanjian protokol produk kelapa. Namun, setelah dilakukan kajian mendalam, Barantin menemukan bahwa protokol tersebut justru dapat memberatkan petani kelapa Indonesia, khususnya petani rakyat yang mayoritas mengelola perkebunan kelapa di Indonesia.
Strategi Barantin: Fokus pada Standar Internasional
Persyaratan dalam protokol tersebut, seperti registrasi kebun, rumah kemas, dan ketentuan bebas Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), dinilai terlalu rumit dan memberatkan petani. Oleh karena itu, Barantin melakukan negosiasi dengan pemerintah China agar protokol hanya diterapkan pada komoditas kelapa muda segar. Berkat upaya tersebut, berbagai produk kelapa dan turunannya kini dapat diekspor tanpa hambatan.
Bambang menekankan bahwa protokol bukanlah satu-satunya kunci keberhasilan ekspor produk pertanian. Protokol hanya diperlukan saat memasuki pasar baru yang mensyaratkannya. Dengan fokus pada pemenuhan ketentuan fitosanitari internasional, petani dapat lebih mudah mengekspor produknya tanpa terbebani oleh persyaratan bilateral yang rumit.
Ke depannya, Barantin berharap adanya sinergi antara seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung petani, UMKM, dan eksportir kelapa Indonesia. Peningkatan ekspor, terutama produk olahan kelapa (hilirisasi), diharapkan dapat memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi bagi Indonesia.
Barantin berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan ekspor kelapa Indonesia dengan memastikan kualitas dan keamanan produk sesuai standar internasional. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk kelapa Indonesia di pasar global dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.