BBPOM Bali Pastikan Takjil di Kampung Muslim Wanasari Bebas Bahan Berbahaya
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar melakukan sidak di pasar takjil Kampung Muslim Wanasari dan memastikan semua sampel makanan aman dikonsumsi.

Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar takjil Kampung Muslim Wanasari, kawasan Masjid Raya Baiturrahmah Denpasar, Bali, pada Selasa, 4 April 2024. Sidak ini bertujuan untuk memastikan keamanan pangan yang dijual selama bulan Ramadan. Kegiatan ini melibatkan tim dari BBPOM Denpasar dan menggunakan mobil laboratorium keliling untuk melakukan pengujian langsung di lokasi.
Kepala BBPOM Denpasar, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, menjelaskan bahwa sebanyak 22 sampel makanan dan minuman telah diperiksa. Sampel tersebut meliputi berbagai jenis makanan yang populer di pasar takjil, seperti es biji merah, sate, pepes, dimsum, dan lontong. Pemilihan sampel ini didasarkan pada potensi penyalahgunaan bahan berbahaya seperti rhodamin B, formalin, dan boraks.
Hasilnya, semua sampel dinyatakan memenuhi syarat dan tidak ditemukan adanya penyalahgunaan bahan berbahaya. "Hasilnya semua memenuhi syarat, tidak kami temukan lagi penyalahgunaan bahan-bahan berbahaya," kata Gusti Ayu. Pengujian dilakukan secara langsung menggunakan mobil laboratorium keliling untuk mendeteksi formalin, rhodamin B, dan boraks. Kecepatan pengujian ini memungkinkan tim untuk segera mengetahui hasil dan mengambil tindakan jika diperlukan.
Hasil Sidak dan Antisipasi BBPOM
Meskipun tidak ditemukan bahan berbahaya pada sidak di Kampung Muslim Wanasari, BBPOM Denpasar tetap berkomitmen untuk melakukan pengawasan secara intensif di pasar takjil lainnya selama bulan Ramadan. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan pangan bagi masyarakat, khususnya umat Muslim di Bali. "Kalau di Bali belum pernah kami temukan lontong mengandung boraks tetapi di Jawa, di provinsi lain, ada juga temuan boraks disalahgunakan pada lontong, di Bali tidak ditemukan tadi juga seperti di tahu, bakso, dan gorengan," ujar Gusti Ayu, menjelaskan pengalaman pengawasan di daerah lain.
BBPOM Denpasar memilih Kampung Muslim Wanasari sebagai lokasi sidak awal karena pasar takjil ini viral dan ramai dikunjungi masyarakat. Strategi ini diyakini akan memudahkan penelusuran asal bahan berbahaya jika ditemukan, karena suplai bahan baku diperkirakan berasal dari lingkungan sekitar pedagang di pasar tersebut. Tim BBPOM telah memulai kegiatan pengawasan sejak 24 Februari dan akan berlangsung hingga 27 Maret 2025, menjelang Idul Fitri.
Pengawasan tidak hanya terfokus pada Kampung Muslim Wanasari. BBPOM Denpasar juga berencana untuk melakukan sidak di pasar takjil di kabupaten lain, seperti Tabanan dan Gianyar. "Selanjutnya tentu kami ada juga ke kabupaten lain, Tabanan, Gianyar, dan lain-lain, BBPOM secara rutin ya intensifikasi pengawasan pangan menjelang hari raya besar termasuk Idul Fitri," jelas Gusti Ayu. Ini menunjukkan komitmen BBPOM untuk memastikan keamanan pangan di seluruh Bali selama bulan Ramadan.
Imbauan kepada Masyarakat
BBPOM Denpasar mengimbau masyarakat, khususnya umat Muslim di Bali, untuk selalu menjaga kesehatan dengan mengonsumsi pangan yang sehat dan memenuhi syarat. Hal ini termasuk memperhatikan higienitas makanan yang dikonsumsi. Tidak hanya makanan berat, tetapi juga cemilan kekinian seperti dimsum perlu diperhatikan keamanannya. Oleh karena itu, BBPOM juga mengambil sampel makanan-makanan yang sedang populer untuk memastikan keamanannya.
Sidak yang dilakukan BBPOM Denpasar ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga keamanan pangan bagi masyarakat. Dengan pengawasan yang ketat dan edukasi kepada masyarakat, diharapkan masyarakat dapat menikmati bulan Ramadan dengan aman dan sehat.