BPOM Batam Pastikan Takjil Ramadhan Aman dari Bahan Kimia Berbahaya
Balai POM Kepri melakukan pengawasan keamanan pangan takjil di Batam, memeriksa 25 sampel dan memastikan semuanya bebas dari bahan berbahaya seperti borax dan formalin.

Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kepulauan Riau (Kepri) telah melaksanakan pengawasan keamanan pangan takjil di Kota Batam pada Rabu, 05 Juli 2023. Pengawasan ini dilakukan di salah satu sentra penjualan jajanan Ramadhan di kawasan MTC Nongsa, melibatkan petugas BPOM, Mobil Laboratorium Keliling, dan petugas dari Dinas Kesehatan Kota Batam. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengawasan berkala yang dilakukan BPOM di awal, pertengahan, dan akhir Ramadhan untuk memastikan keamanan pangan bagi masyarakat.
Kepala Balai POM Batam, Musthofa Anwari, menjelaskan bahwa sebanyak 25 sampel pangan takjil diuji menggunakan test kit untuk mendeteksi kandungan bahan kimia berbahaya seperti borax, formalin, rhodamin B, dan metyellow. Sampel yang diambil beragam, meliputi jagung creamy, bolu lapis, mie gomak, jeli pink, pastel, laksa, udang sambal, dan pempek. Proses pengujian memakan waktu sekitar 12 hingga 20 menit per sampel.
Hasilnya, menurut Musthofa Anwari, "Dari hasil pengujiannya, yang kami uji terkait bahan berbahaya ada pada pangan baik itu borax, formalin, metyello, rhodamin B, kami bersyukur seperti kayak tahun sebelumnya bahwa tingkat pengetahuan dari para penjual sudah tahu terkait bahan berbahaya." Tidak ditemukan adanya bahan berbahaya pada seluruh sampel yang diuji. Hal ini menunjukkan peningkatan kesadaran para pedagang akan bahaya penggunaan bahan kimia berbahaya dalam makanan.
Pengawasan Berkala dan Kesadaran Pedagang
BPOM Batam memastikan bahwa pengawasan keamanan pangan takjil akan terus dilakukan secara berkala hingga akhir Ramadhan. Tidak hanya di Batam, pengawasan serupa juga dilakukan di wilayah Kepri lainnya, seperti di Kabupaten Karimun. Musthofa Anwari menambahkan, "Ini ditunjukkan dengan tidak adanya bahan berbahaya pada produk pangan takjil yang kami uji sampling pada hari ini." Hal ini menunjukkan kesadaran pedagang dalam menjaga keamanan pangan.
Lebih lanjut, Musthofa Anwari menyampaikan bahwa para pedagang sudah cukup memahami jenis-jenis bahan berbahaya yang tidak boleh digunakan dalam makanan. "Pedagang sudah mengetahui jenis-jeni bahan berbahaya pada pangan, sehingga tidak terdapat produk pangan yang menggunakan bahan berbahaya yang dimaksud," ujarnya. Ini menjadi indikator positif atas upaya edukasi dan pengawasan yang telah dilakukan selama ini.
Pengawasan ini juga mencakup produk pangan kemasan menjelang Idul Fitri. BPOM berkomitmen untuk memastikan keamanan dan kesehatan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri dengan melakukan pengawasan secara intensif dan menyeluruh.
Metode Pengujian dan Sampel yang Diperiksa
Pengujian sampel takjil dilakukan menggunakan test kit yang cepat dan praktis. Metode ini memungkinkan petugas untuk langsung mengetahui apakah suatu sampel mengandung bahan kimia berbahaya atau tidak. Kecepatan pengujian ini sangat membantu dalam memastikan keamanan pangan secara efisien.
Berbagai jenis makanan takjil diperiksa, menunjukkan komitmen BPOM untuk melakukan pengawasan yang komprehensif. Pemilihan sampel yang beragam ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang akurat tentang keamanan pangan takjil secara keseluruhan di Kota Batam.
Dengan hasil pengujian yang menunjukkan tidak adanya bahan berbahaya, masyarakat dapat lebih tenang menikmati takjil Ramadhan di Batam. Hal ini juga menunjukkan keberhasilan upaya edukasi dan pengawasan yang dilakukan oleh BPOM Batam.
BPOM Batam akan terus meningkatkan pengawasan dan edukasi kepada para pedagang untuk memastikan keamanan pangan bagi masyarakat. Kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Batam juga sangat penting dalam menjaga keamanan pangan di Batam.
Kesimpulannya, pengawasan yang dilakukan BPOM Batam menunjukkan komitmen untuk melindungi kesehatan masyarakat dengan memastikan keamanan pangan takjil selama bulan Ramadhan. Hasil pengujian yang negatif terhadap bahan berbahaya menunjukkan kesadaran pedagang dan keberhasilan program edukasi yang dilakukan.