Bencana Longsor Pacet-Cangar: DPR Desak Peringatan Dini dan Jalur Evakuasi yang Jelas
Anggota DPR Reni Astuti mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk segera memasang sistem peringatan dini longsor dan jalur evakuasi di titik rawan, khususnya setelah tragedi longsor di Pacet-Cangar yang menelan 10 korban jiwa.

Tragedi longsor di jalur wisata Pacet-Cangar, Mojokerto, Jawa Timur pada Kamis, 3 April 2024, telah menelan 10 korban jiwa, mendorong Anggota Komisi V DPR RI, Reni Astuti, untuk mendesak pemerintah meningkatkan sistem mitigasi bencana. Peristiwa ini terjadi di kawasan wisata Coban Watu Lumpang, Desa/Kecamatan Pacet. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kesiapan pemerintah dalam menghadapi bencana alam, khususnya di daerah rawan longsor seperti jalur Pacet-Cangar.
Anggota DPR Reni Astuti menekankan perlunya sistem peringatan dini dan jalur evakuasi yang jelas di wilayah-wilayah rawan longsor, termasuk jalur wisata pegunungan seperti Pacet-Cangar. Menurutnya, "Wilayah pegunungan dan wisata alam seperti Jalur Pacet-Cangar harus dilengkapi dengan sistem peringatan dini dan jalur evakuasi yang jelas. Jangan sampai bencana datang tanpa persiapan dan menelan korban jiwa." Pernyataan ini merupakan respons langsung terhadap tragedi longsor yang baru saja terjadi.
Bencana ini menyoroti pentingnya langkah antisipatif dari pemerintah pusat dan daerah. Kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana serupa di masa mendatang. Tidak hanya sistem peringatan dini, tetapi juga pemetaan dan penyampaian informasi titik-titik rawan longsor kepada masyarakat, terutama menjelang musim hujan dan liburan, menjadi hal yang krusial.
Sistem Peringatan Dini Longsor: Sebuah Keharusan
Reni Astuti menekankan perlunya langkah konkret untuk mencegah terulangnya tragedi serupa. Pemasangan sistem peringatan dini longsor dan penyediaan informasi jalur evakuasi yang jelas merupakan langkah utama yang harus segera diimplementasikan. Hal ini penting untuk memberikan waktu bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri ketika terjadi bencana.
Selain itu, pemetaan titik-titik rawan longsor juga sangat penting. Informasi ini harus disebarluaskan kepada masyarakat luas, khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana. Dengan mengetahui lokasi-lokasi rawan, masyarakat dapat lebih waspada dan siap menghadapi potensi bencana.
Pentingnya kolaborasi lintas sektor juga disoroti oleh Reni Astuti. Kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk membangun sistem mitigasi bencana yang tangguh dan efektif. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan upaya pencegahan dan penanggulangan bencana dapat berjalan lebih optimal.
Bantuan Kementerian Sosial dan Korban Jiwa
Sebagai bentuk respon cepat terhadap bencana, Kementerian Sosial telah mengerahkan 20 Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Mojokerto untuk membantu proses evakuasi dan menyediakan logistik, seperti dapur umum. "Ada 20 personel Tagana yang dilibatkan kemarin untuk membantu dukungan logistik buat dapur umum untuk kebutuhan mereka yang sedang mengevakuasi maupun juga masyarakat lain yang ikut terlibat dalam kegiatan evakuasi," ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf.
Tragedi longsor di Pacet-Cangar menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Sebanyak 10 jiwa melayang, termasuk tiga warga Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto: Fitria Handayani (27), Ahmad Fiki Muzaki (28), dan Mikaila F. Z (3,5). Kejadian ini menjadi pengingat akan betapa rawannya wilayah tersebut dan betapa pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.
Kejadian ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk meningkatkan sistem mitigasi bencana di Indonesia. Tidak hanya di Pacet-Cangar, tetapi juga di seluruh wilayah rawan bencana lainnya. Dengan langkah-langkah yang tepat dan kolaborasi yang baik, diharapkan tragedi serupa dapat dicegah di masa mendatang.
Harapan besar masyarakat adalah agar pemerintah dapat segera mengambil tindakan nyata untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Sistem peringatan dini dan jalur evakuasi yang jelas menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko korban jiwa akibat bencana longsor.