BGN dan DPR RI Sosialisasikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Makassar
Badan Gizi Nasional (BGN) dan Komisi IX DPR RI sosialisasikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Makassar untuk menurunkan angka stunting dan meningkatkan gizi anak, ibu hamil, dan menyusui.

Makassar, 7 Maret 2024 - Pemerintah, melalui Badan Gizi Nasional (BGN) dan Komisi IX DPR RI, gencar mensosialisasikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Makassar, Sulawesi Selatan. Sosialisasi ini bertujuan meningkatkan gizi anak, ibu hamil, dan menyusui, serta mencegah stunting. Program ini menyasar empat komponen utama: balita, anak usia sekolah (SD hingga SMA), ibu hamil, dan ibu menyusui. Upaya ini diharapkan mampu menciptakan generasi sehat dan berkualitas, mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Tenaga Ahli Utama BGN, Ikeu Tanziha, menekankan komitmen BGN dalam mendukung penuh Program MBG. "Sebagai lembaga negara non-Kementerian yang berdedikasi untuk pemenuhan gizi nasional, BGN fokus dalam mendukung penuh Program MGB ini untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujarnya dalam sosialisasi yang dihadiri sekitar 300 warga Makassar.
Anggota Komisi IX DPR RI, Ashabul Kahfi, menjelaskan mekanisme operasional MBG. Dapur MBG, yang disebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), menyediakan ribuan porsi makanan setiap harinya. Makanan ini disiapkan oleh tenaga kerja lokal, melibatkan masyarakat sekitar.
Program MBG: Upaya Tekan Angka Stunting di Indonesia
Angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi, menempati posisi kedua di Asia Tenggara. "Indonesia masih mengalami angka stunting yang cukup tinggi, Indonesia berada di urutan kedua Asia Tenggara dengan sekitar 4 juta anak yang mengalami stunting. Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah Program MBG," ungkap Ashabul Kahfi. Program MBG diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk menekan angka stunting.
Saat ini, terdapat 726 SPPG di 38 provinsi di Indonesia, melayani kurang lebih 2 juta penerima manfaat. Di Sulawesi Selatan, terdapat 28 SPPG yang beroperasi, dengan target mencapai 160 SPPG pada tahun 2025. Di Makassar sendiri, program ini masih dalam tahap verifikasi dan berbagai tahapan lainnya.
Komisi IX DPR RI secara aktif memantau perkembangan Program MBG melalui evaluasi dan masukan dari berbagai pihak. "Kegiatan seperti ini butuh proses dan waktu, mulai dari bahan baku, ketersediaan pangan, ketersediaan SDM, yang bisa kolaborasi secara baik," jelas Ashabul Kahfi. Kerja sama dan kolaborasi multipihak sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Tantangan dan Harapan Program MBG
Program MBG menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketersediaan bahan baku, ketersediaan pangan, dan sumber daya manusia (SDM). Namun, potensi bonus demografis Indonesia pada tahun 2045, di mana sekitar 60 persen penduduk berada pada usia produktif, menjadi pendorong utama keberhasilan program ini. Investasi pada generasi muda melalui gizi yang baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas dan siap menghadapi persaingan global.
Hasil riset menunjukkan, Indonesia diproyeksikan memiliki populasi muda yang besar pada tahun 2045. Program MBG diharapkan menjadi pilar penting dalam mendukung generasi muda yang sehat, produktif, dan siap bersaing di masa depan. Keberhasilan program ini akan berdampak signifikan pada pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dengan komitmen dari pemerintah, DPR RI, dan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan Program MBG dapat mencapai targetnya dan berkontribusi nyata dalam menurunkan angka stunting serta meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia.