Mendukbangga Tekankan Pentingnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk Seluruh Keluarga
Menteri Wihaji menekankan pentingnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjangkau seluruh keluarga, terutama ibu hamil, menyusui, dan balita, guna menekan angka stunting dan membangun generasi sehat.

Jakarta, 8 Mei 2024 - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, H.E. Wihaji, menekankan pentingnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk menjangkau seluruh keluarga di Indonesia. Hal ini disampaikannya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (8/5), setelah mengunjungi Dapur Umum Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan ODA Masa Depan Utama di Pasuruan, Jawa Timur.
Wihaji menjelaskan bahwa program MBG ini sangat penting, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD. Ia menambahkan, "Ini soal masa depan anak-anak kita. Jangan sampai ada keluarga yang butuh tapi luput dari perhatian kita." Kunjungannya ke Pasuruan bertujuan untuk melihat langsung implementasi MBG yang telah melayani sekitar 3.900 siswa SD.
Program MBG, menurut Wihaji, merupakan pendekatan langsung untuk menekan angka stunting dan membangun generasi yang lebih sehat. Ia menegaskan bahwa MBG bukan hanya sekadar bantuan, melainkan bagian dari visi besar membangun Indonesia dari keluarga. "Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi. Oleh karena itu, Presiden-Wakil Presiden fokus pada pemberian MBG yang merupakan bagian dari investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi unggul di masa depan," ujarnya.
Sasaran Tepat dan Peran Tim Pendamping Keluarga
Mendukbangga juga menekankan pentingnya ketepatan sasaran penerima manfaat MBG, terutama keluarga yang berisiko stunting. Untuk memastikan hal ini, pendataan akan dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK). Penyaluran MBG bagi ibu hamil dan ibu menyusui, berbeda dengan anak sekolah, disesuaikan dengan kondisi lapangan. Kemendukbangga/BKKBN memberdayakan Penyuluh KB untuk menjangkau penerima manfaat menggunakan motor dinas.
Sebagai wujud komitmen, Wihaji menyerahkan langsung paket makanan bergizi kepada tiga keluarga berisiko stunting di Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo. Penerima manfaat meliputi ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga dengan balita non-PAUD. Ia menjelaskan, "Hari ini kita baru uji coba, dari 3,4 juta penerima manfaat, sementara masih menjangkau sekitar 20 ribu penerima dari kategori ibu hamil, menyusui, dan balita non-PAUD. Oleh karena itu, saya turun langsung untuk memastikan program ini bisa dijalankan dengan serius dan tepat sasaran."
Wihaji juga menjelaskan bahwa program MBG merupakan bagian dari pendekatan integratif Kemendukbangga/BKKBN di daerah, yang bersinergi dengan layanan keluarga berencana dan edukasi kesehatan lainnya.
Pentingnya Gizi untuk Pencegahan Stunting
Program MBG dirancang untuk mengatasi masalah gizi buruk yang menjadi salah satu faktor utama stunting. Dengan memberikan asupan gizi yang cukup, diharapkan dapat mencegah terjadinya stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak Indonesia. Program ini juga merupakan bentuk investasi jangka panjang pemerintah untuk menciptakan generasi unggul di masa depan.
Keberhasilan program MBG sangat bergantung pada ketepatan sasaran dan kerjasama berbagai pihak. Peran TPK dalam pendataan dan penyuluh KB dalam penyaluran bantuan sangat penting untuk memastikan program ini mencapai keluarga yang paling membutuhkan. Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam menurunkan angka stunting di Indonesia.
Kemendukbangga/BKKBN terus berupaya untuk meningkatkan cakupan dan efektivitas program MBG. Dengan adanya kerjasama dan komitmen dari semua pihak, diharapkan program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi keluarga Indonesia.
Dengan memastikan program MBG menjangkau seluruh keluarga yang membutuhkan, pemerintah berharap dapat membangun generasi masa depan yang lebih sehat, cerdas, dan produktif. Hal ini sejalan dengan visi besar pemerintah untuk membangun Indonesia dari keluarga.