Mendukbangga Tekankan Pentingnya MBG untuk Ibu Hamil, Bukan Keluarga Lain
Menteri Wihaji menekankan pentingnya makanan bergizi gratis (MBG) dikonsumsi ibu hamil dan menyusui, bukan anggota keluarga lain, demi menekan angka stunting.

Tangerang, 05 Mei 2024 (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, memberikan instruksi tegas kepada kader pendamping keluarga untuk memastikan makanan bergizi gratis (MBG) tepat sasaran. MBG yang disediakan pemerintah harus dikonsumsi oleh ibu hamil, ibu menyusui, atau anak di luar usia PAUD, bukan anggota keluarga lainnya. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Wihaji saat menyerahkan bantuan MBG kepada ibu menyusui di Tigaraksa, Tangerang, Banten.
Dalam kunjungannya tersebut, Menteri Wihaji menekankan pentingnya pengawasan distribusi dan konsumsi MBG. "Jangan sampai MBG ini dikonsumsi oleh anggota keluarga lainnya. Ini tugas kader TPK di setiap daerah dalam melakukan pemantauan," tegasnya. Ia mengakui bahwa tugas pengawasan ini tidak mudah, mengingat menu MBG dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak non-PAUD.
Wihaji juga menjelaskan bahwa program MBG merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menekan angka stunting, sesuai dengan arahan Presiden. Distribusi MBG yang tepat sasaran menjadi kunci keberhasilan program ini. "Kalau makanan itu dikonsumsi anggota lain, maka nanti akan tidak kena sasaran. Maka itu, pemantauan penerima manfaat mengkonsumsi MBG adalah hal utama," ujarnya menambahkan. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
Pemantauan Distribusi dan Konsumsi MBG
Dari hasil pantauan lapangan yang dilakukan Menteri Wihaji, penyaluran MBG sejauh ini telah tepat sasaran. Menu makanan yang diberikan juga sesuai dengan standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan kualitas dan efektivitas program MBG.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) memiliki peran penting dalam memastikan program ini berjalan lancar. Mereka bertanggung jawab untuk memantau proses distribusi, memastikan konsumsi MBG oleh penerima manfaat yang tepat, dan memantau perkembangan kesehatan ibu hamil dan menyusui. Kerja sama antar kementerian dan lembaga terkait sangat krusial untuk keberhasilan program ini.
Menteri Wihaji juga menjelaskan bahwa penggunaan sepeda motor dalam pendistribusian MBG dipilih karena efektifitasnya dalam menjangkau wilayah pemukiman padat penduduk. "Ini lebih efektif dan bisa masuk ke gang serta lebih efisien jika dibandingkan menggunakan mobil yang anggarannya pasti besar," jelasnya. Strategi distribusi ini menunjukkan kepedulian pemerintah dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Efisiensi dan Efektivitas Distribusi MBG
Sistem distribusi MBG menggunakan sepeda motor dinilai lebih efisien dan efektif dalam menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses oleh kendaraan roda empat. Hal ini memastikan bahwa bantuan makanan bergizi tersebut sampai kepada ibu hamil dan menyusui yang membutuhkan, tanpa terhalang oleh kendala geografis.
Selain itu, penggunaan sepeda motor juga lebih ekonomis dibandingkan dengan menggunakan mobil. Penghematan biaya ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas MBG atau untuk memperluas cakupan program ke daerah-daerah lain yang membutuhkan. Efisiensi dan efektivitas dalam pendistribusian MBG merupakan kunci keberhasilan program ini.
Dengan memastikan MBG sampai kepada penerima manfaat yang tepat dan tepat waktu, pemerintah berharap dapat mengurangi angka stunting dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Program MBG merupakan salah satu bukti nyata komitmen pemerintah dalam mewujudkan Indonesia yang sehat dan sejahtera.
Kesimpulan: Program MBG merupakan program penting dalam upaya pemerintah menekan angka stunting di Indonesia. Pemantauan yang ketat dan distribusi yang tepat sasaran menjadi kunci keberhasilan program ini. Penggunaan sepeda motor dalam distribusi MBG menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan memastikan efektivitas program.