Mendukbangga Libatkan TPK Pastikan MBG di Majalengka Tepat Sasaran
Menteri PPKB (Pendukbangga) melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk memastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di Majalengka tepat sasaran dan menekan angka stunting.

Majalengka, Jawa Barat, 21 April 2024 - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk memastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tepat sasaran. Upaya ini dilakukan untuk memastikan bantuan makanan bergizi tersebut benar-benar diterima oleh mereka yang membutuhkan dan berkontribusi pada penurunan angka stunting.
Kunjungan Mendukbangga ke SPPG Yayasan Kusuma Raga Utama di Majalengka pada Senin lalu menjadi bagian dari pengawasan program ini. "Memang di sini masih uji coba khusus MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita," ujarnya. Wihaji menekankan pentingnya memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran, mengatakan, "Jangan sampai nanti yang menerima manfaat justru enggak makan, yang makan malah orang lain."
Program MBG di Majalengka menargetkan 3.294 orang, dengan 10 persen di antaranya (sekitar 329 orang) merupakan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Kemendukbangga/BKKBN bersama Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan pendataan intensif untuk memastikan keakuratan data penerima manfaat. Peran TPK sangat krusial dalam memastikan pendistribusian bantuan ini tepat sasaran.
Peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam Pendistribusian MBG
Mendukbangga menjelaskan peran TPK dalam mendistribusikan MBG. "Setelah kita data, Kemendukbangga/BKKBN mendapatkan tugas untuk mendistribusikan. Kita punya TPK yang selama ini bertugas di lini lapangan untuk membantu mendistribusikan. Mengapa kita perlu cek ke lapangan? Untuk memastikan penerima manfaat betul-betul sesuai apa yang ada dengan data, mengukur jaraknya, dan pembiayaan sebagai pengganti transportasi untuk para TPK," jelas Wihaji.
TPK berperan sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat, memastikan bantuan sampai kepada yang berhak menerimanya. Mereka juga membantu memantau penggunaan bantuan tersebut dan memberikan edukasi terkait gizi kepada para penerima manfaat. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan efektivitas program MBG.
Wihaji menambahkan bahwa MBG merupakan program unggulan Presiden untuk menciptakan generasi masa depan yang berkualitas dengan memastikan ibu hamil dan anak-anaknya sehat. Program ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
MBG dan Upaya Penurunan Angka Stunting
Program MBG juga diharapkan dapat berkontribusi dalam menekan angka stunting di Indonesia. Saat ini, terdapat sekitar 1.010 SPPG yang beroperasi di seluruh Indonesia, dengan 500 di antaranya melayani MBG bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Hingga saat ini, sudah ada 17 ribu ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD yang telah menerima manfaat MBG.
Bupati Majalengka, Eman Suherman, menekankan pentingnya MBG untuk menurunkan angka stunting di Majalengka yang masih tinggi, yakni 21 persen. "Saya berharap semoga program yang menyentuh masyarakat ini bisa menekan angka stunting, apalagi di tahun 2030, kita ingin nol stunting. Hari ini kita masih tinggi, 21 persen, maka kami sangat berharap dengan program ini, angka stunting bisa turun," tuturnya.
Program MBG menjadi salah satu strategi pemerintah dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Dengan memastikan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita mendapatkan asupan gizi yang cukup, diharapkan dapat mencegah terjadinya stunting dan menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas.
Program ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Dengan melibatkan TPK dalam pendistribusian MBG, diharapkan program ini dapat berjalan efektif dan tepat sasaran.