BGN Perketat Distribusi Makanan Cegah Keracunan MBG Berulang
Badan Gizi Nasional (BGN) memperketat prosedur distribusi makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) usai kasus keracunan di Bandung dan Tasikmalaya.

Jakarta, 3 Mei 2024 (ANTARA) - Kasus keracunan makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di Kota Bandung dan Kabupaten Tasikmalaya mendorong Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memperketat prosedur distribusi makanan. Sebanyak 342 siswa SMP Negeri 35 Bandung mengalami gejala keracunan setelah menyantap MBG pada Selasa (29/4), sementara di Tasikmalaya, 25 pelajar SD dan SMP diduga mengalami hal serupa. Langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (3/5), menyatakan bahwa pengetatan prosedur distribusi makanan dilakukan melalui beberapa langkah korektif dan preventif. Langkah-langkah tersebut meliputi protokol keamanan yang lebih ketat selama proses pengantaran makanan dari dapur ke sekolah, pembatasan waktu pengantaran untuk menjaga kualitas makanan, serta mekanisme distribusi yang lebih ketat di sekolah, termasuk penyimpanan dan penyerahan makanan kepada siswa.
Selain itu, BGN juga menetapkan batas toleransi waktu antara makanan diterima dan harus dikonsumsi, serta mewajibkan uji organoleptik (meliputi tampilan, aroma, rasa, dan tekstur) sebelum makanan dibagikan kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang disajikan dalam program MBG.
Pengetatan Prosedur Distribusi Makanan MBG
Langkah-langkah pengetatan prosedur distribusi makanan MBG yang diterapkan BGN meliputi beberapa poin penting. Pertama, protokol keamanan selama pengantaran makanan dari dapur pusat ke sekolah akan diperketat. Hal ini mencakup pengawasan suhu penyimpanan dan pengemasan makanan agar tetap terjaga kualitas dan keamanannya.
Kedua, BGN membatasi waktu maksimum pengantaran makanan. Pembatasan waktu ini bertujuan untuk meminimalisir risiko penurunan kualitas dan keamanan makanan selama proses distribusi. Ketiga, mekanisme distribusi di sekolah akan diperketat, termasuk prosedur penyimpanan makanan di sekolah dan cara penyerahan makanan kepada siswa. Hal ini untuk memastikan makanan tetap aman dan terjaga kualitasnya hingga sampai ke tangan siswa.
Keempat, BGN menetapkan batas waktu konsumsi makanan setelah diterima di sekolah. Makanan harus dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu untuk menghindari risiko keracunan. Terakhir, uji organoleptik wajib dilakukan sebelum makanan dibagikan. Uji ini memastikan makanan aman dikonsumsi dari segi tampilan, aroma, rasa, dan tekstur.
Investigasi dan Imbauan Kepada Masyarakat
Menanggapi kejadian keracunan MBG di Bandung dan Tasikmalaya, Kepala BGN, Dadan Hindayana, meminta masyarakat untuk bersabar dan menunggu hasil investigasi resmi dari BGN. Informasi lebih lanjut dan perkembangan kasus akan disampaikan melalui kanal komunikasi resmi BGN. Pihaknya memahami kekhawatiran masyarakat dan meminta agar tetap tenang sambil menunggu hasil investigasi tersebut.
BGN menegaskan komitmennya untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan Program MBG tetap menjadi solusi gizi yang aman, sehat, dan bermanfaat bagi anak-anak Indonesia. Langkah-langkah yang diambil merupakan bentuk keseriusan BGN dalam menangani masalah ini dan mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. Transparansi informasi dan akuntabilitas menjadi prioritas utama BGN dalam menjalankan program MBG.
BGN juga menekankan pentingnya kerjasama semua pihak, termasuk sekolah, orang tua, dan masyarakat, untuk mengawasi dan memastikan keamanan serta kualitas makanan dalam program MBG. Dengan kerjasama yang baik, diharapkan program MBG dapat terus berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat optimal bagi kesehatan anak Indonesia.
Kesimpulan
Peristiwa keracunan makanan dalam program MBG di Bandung dan Tasikmalaya menjadi momentum bagi BGN untuk meningkatkan pengawasan dan memperketat prosedur distribusi makanan. Langkah-langkah yang telah dan akan diambil diharapkan dapat mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan program MBG tetap aman dan bermanfaat bagi anak-anak Indonesia.