BGN Usut Tuntas Kasus Keracunan Massal Siswa Akibat Program MBG di Jawa Barat
Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan investigasi menyeluruh dan evaluasi total atas kasus keracunan makanan massal yang menimpa ratusan siswa di Bandung dan Tasikmalaya setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG).

Ratusan siswa di Jawa Barat mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian ini terjadi di dua wilayah, yaitu Kota Bandung dan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Badan Gizi Nasional (BGN) langsung turun tangan untuk menyelidiki penyebab keracunan dan melakukan evaluasi menyeluruh guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Sebanyak 342 siswa SMP Negeri 35 Kota Bandung dilaporkan mengalami gejala keracunan pada Selasa, 29 April 2024, setelah mengonsumsi MBG. Sementara itu, di Kabupaten Tasikmalaya, 25 pelajar SD dan SMP juga mengalami hal serupa. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan komitmen BGN untuk mengusut tuntas kasus ini dan memastikan seluruh proses penyediaan MBG, mulai dari pemilihan bahan hingga distribusi, memenuhi standar keamanan dan kelayakan konsumsi.
Pihak berwenang, termasuk Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Kabupaten Tasikmalaya, telah mengambil sampel makanan untuk diperiksa di laboratorium. Para siswa yang terdampak telah mendapatkan penanganan medis di fasilitas kesehatan setempat. BGN menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan keamanan dan kualitas MBG.
Investigasi Mendalam Kasus Keracunan MBG
BGN menyatakan bahwa investigasi yang dilakukan bersifat menyeluruh dan melibatkan berbagai pihak. "Menyikapi munculnya kasus serupa di beberapa wilayah, kami menegaskan komitmen BGN untuk mengusut secara tuntas penyebabnya dan melakukan evaluasi menyeluruh guna mencegah kejadian serupa terulang," tegas Dadan Hindayana. Proses investigasi mencakup pemeriksaan kualitas bahan makanan, proses pengolahan, hingga distribusi MBG.
Hasil uji awal oleh tim ahli gizi menunjukkan bahwa makanan dalam kondisi baik sebelum dikirim ke sekolah. Kepala SPPG Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq Tasikmalaya, Michael Julius Tobing, menyatakan bahwa semua prosedur penanganan bahan pangan telah dilakukan secara teliti sebelum pengolahan. "Setiap komponen menu seperti tahu, ayam, beras, sayur, dan kentang, diperiksa kualitasnya secara menyeluruh sebelum diolah," ucapnya.
Meskipun hasil uji awal menunjukkan tidak ada masalah dengan kualitas makanan sebelum distribusi, BGN tetap melakukan investigasi mendalam untuk mengidentifikasi potensi titik kritis yang menyebabkan keracunan. Hal ini menunjukkan komitmen BGN untuk memastikan keamanan pangan dalam program MBG.
BGN juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk satuan pendidikan, ahli gizi, penyedia bahan pangan, dan institusi pengawasan mutu, untuk memastikan seluruh proses penyediaan MBG memenuhi standar keamanan dan kelayakan konsumsi. Kolaborasi ini penting untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Penanganan Medis dan Langkah Pencegahan
BGN memastikan bahwa seluruh siswa yang terdampak keracunan telah mendapatkan penanganan medis yang diperlukan di fasilitas kesehatan setempat. Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Kabupaten Tasikmalaya telah aktif dalam memberikan pertolongan pertama dan perawatan medis kepada para siswa yang mengalami gejala keracunan.
"Kami memastikan seluruh proses, baik pengolahan maupun distribusi telah sesuai dengan standar operasional. Namun investigasi mendalam tetap diperlukan untuk memastikan titik kritis masalah," ujar Dadan Hindayana. Pernyataan ini menunjukkan bahwa BGN tidak hanya fokus pada penanganan dampak, tetapi juga pada pencegahan kejadian serupa di masa depan.
Langkah-langkah pencegahan yang akan diambil BGN meliputi evaluasi menyeluruh terhadap seluruh proses penyediaan MBG, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi. BGN juga akan memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kualitas dan keamanan MBG terjaga.
Kejadian keracunan massal ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam program MBG. Pentingnya pengawasan ketat dan kolaborasi yang efektif untuk memastikan keamanan pangan bagi para siswa harus menjadi prioritas utama.
Meskipun investigasi masih berlangsung, BGN berkomitmen untuk mengungkap penyebab pasti keracunan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Transparansi dan akuntabilitas dalam proses investigasi dan evaluasi sangat penting untuk membangun kepercayaan publik.