Hasil Lab Kasus Keracunan MBG Cianjur Negatif, BGN Perketat SOP Distribusi Makanan
Hasil laboratorium kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Cianjur dinyatakan negatif, BGN perketat SOP distribusi makanan untuk mencegah kejadian serupa.

Jakarta, 6 Mei 2024 - Kasus dugaan keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Cianjur, Jawa Barat, yang sempat meresahkan beberapa waktu lalu, akhirnya menemukan titik terang. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengumumkan hasil laboratorium menyatakan negatif. Kasus yang telah memasuki minggu ketiga ini melibatkan dua dari sembilan sekolah yang terdampak. Hasil negatif ini meliputi uji laboratorium terhadap wadah makan (tray), air, fasilitas dapur, masakan yang dikonsumsi siswa, bahkan sampel muntahan siswa. Penyelidikan kini berfokus pada penyebab lain di luar faktor makanan itu sendiri.
Pengumuman hasil laboratorium negatif ini disampaikan Dadan Hindayana dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa (6/5). Pernyataan tersebut memberikan sedikit kelegaan, namun juga memunculkan pertanyaan baru mengenai penyebab sebenarnya dari kasus keracunan tersebut. BGN kini tengah berupaya mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mungkin menjadi penyebab munculnya gejala keracunan pada siswa.
Meskipun hasil laboratorium menyatakan negatif, BGN tetap berkomitmen untuk meningkatkan standar keamanan pangan dalam program MBG. Langkah ini diambil untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang dan memastikan keselamatan siswa penerima manfaat program tersebut. Kejadian ini menjadi momentum penting bagi BGN untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan perbaikan sistem distribusi makanan.
Perbaikan SOP Distribusi Makanan
Menyikapi kasus keracunan di Cianjur, BGN melakukan sejumlah langkah strategis untuk memperbaiki Standar Operasional Prosedur (SOP) distribusi makanan. Salah satu fokus utama adalah seleksi bahan baku yang lebih ketat. Proses pengadaan bahan baku akan diperketat untuk memastikan kualitas dan keamanan bahan makanan yang digunakan.
Selain itu, BGN juga menekankan pentingnya memperpendek waktu antara proses memasak hingga pengiriman makanan ke sekolah. Hal ini bertujuan untuk mencegah makanan menjadi basi dan mengurangi risiko kontaminasi. "Kami ingin menerapkan aturan bahwa waktu memasak dan penyiapan makanan dengan waktu pengiriman makanan harus dipersingkat untuk mencegah terjadinya basi," ujar Dadan Hindayana.
BGN juga memperketat protokol keamanan selama proses pengantaran makanan dari penyedia makanan ke sekolah. Hal ini termasuk pengawasan ketat terhadap suhu penyimpanan dan waktu distribusi makanan. Terdapat batas toleransi waktu yang ditetapkan antara makanan diterima dan harus segera dikonsumsi oleh siswa, guna menjaga kualitas dan keamanan makanan.
Tidak hanya itu, mekanisme distribusi di sekolah juga diperketat, termasuk penyimpanan dan penyerahan makanan kepada siswa. BGN juga mewajibkan uji organoleptik, yaitu pengujian tampilan, aroma, rasa, dan tekstur makanan sebelum dibagikan kepada siswa. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi dini kemungkinan adanya masalah dengan makanan sebelum dikonsumsi.
Pelatihan dan Penyegaran Penjamah Makanan
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, BGN juga akan melakukan penyegaran dan pelatihan secara rutin bagi para penjamah makanan. Pelatihan ini akan mencakup aspek kebersihan, keamanan pangan, dan penanganan makanan yang tepat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan para penjamah makanan dalam menangani makanan yang aman dan sehat.
Dengan berbagai upaya perbaikan SOP dan pelatihan ini, BGN berharap dapat mencegah terjadinya kasus keracunan serupa di masa mendatang. BGN berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan keamanan program MBG agar tetap memberikan manfaat optimal bagi kesehatan siswa.
Kejadian di Cianjur ini menjadi pelajaran berharga bagi BGN dan seluruh pihak terkait dalam pengelolaan program MBG. Evaluasi menyeluruh dan perbaikan berkelanjutan sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesehatan siswa penerima manfaat program ini.