BKHIT Maluku Sita 5000 Bibit Pala Ilegal: Cegah Penyakit & Jaga Mutu
Badan Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Maluku menyita 5.000 bibit pala tanpa dokumen di Ambon, guna mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kualitas pala lokal.

Petugas Badan Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Maluku berhasil mengamankan 5.000 bibit pala asal Ternate, Maluku Utara, pada Rabu, 22 November 2023. Bibit pala tersebut disita karena masuk ke Ambon tanpa dokumen lengkap. Penindakan tegas ini menjadi sorotan penting dalam upaya melindungi sektor pertanian Maluku.
Kepala BKHIT Maluku, Abdul Rohman menjelaskan bahwa tindakan penyitaan ini dilakukan untuk mencegah masuknya bibit pala yang berpotensi membawa penyakit dan tak memenuhi standar mutu. "Bibit pala tanpa dokumen resmi dilarang masuk untuk mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kualitas," tegasnya.
Dokumen penting yang harus dipenuhi meliputi sertifikat karantina, sertifikat kesehatan tanaman, izin impor, dan dokumen pengiriman. Selain itu, diperlukan juga dokumen pendukung seperti keterangan asal bibit, label, dokumen kepemilikan, dan bukti pembayaran pajak. Semua dokumen wajib sesuai regulasi, seperti Peraturan Menteri Pertanian No. 82/2016 dan Undang-Undang No. 16/1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.
Keberadaan dokumen lengkap ini sangat krusial. "Dokumen-dokumen ini memastikan bibit bebas penyakit, sesuai standar, dan tidak mengandung spesies invasif yang bisa merusak ekosistem," tambah Abdul Rohman. Hal ini bertujuan melindungi petani dari kerugian ekonomi, mencegah kerusakan lingkungan, dan menjaga keberlanjutan biodiversitas.
Keputusan ini juga didorong oleh luasnya lahan perkebunan pala di Maluku dan Maluku Utara. Maluku Utara memiliki luas signifikan cagar alam, taman nasional, dan hutan lindung/produksi yang ditanami pala. Sementara Maluku sendiri memiliki puluhan ribu hektar areal tanaman pala dengan produksi mencapai ribuan ton pada tahun 2017. Potensi besar ini rentan terhadap ancaman hama dan penyakit yang bisa masuk lewat bibit ilegal.
Ancaman tersebut menjadi perhatian serius. Jika bibit pala tanpa dokumen karantina masuk, dikhawatirkan akan menjadi media penyebaran hama dan penyakit yang bisa merusak perkebunan pala di Maluku. Dampak ekonomi dan lingkungannya akan sangat besar.
Pala sendiri memiliki nilai ekonomi dan manfaat kesehatan yang tinggi. Sebagai bumbu masak populer, pala juga bermanfaat sebagai obat tradisional dan bahan baku kosmetik. Pala juga berkhasiat meredakan nyeri, mengobati sakit gigi, dan meningkatkan imunitas tubuh. Oleh karena itu, perlindungan terhadap komoditas ini sangat penting.
Dengan menyita bibit pala tanpa dokumen, BKHIT Maluku menunjukkan komitmen dalam melindungi kekayaan alam dan ekonomi lokal Maluku. Langkah ini penting untuk memastikan keberlanjutan industri pala dan kesejahteraan petani.