BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat di Maluku Utara Akibat Bibit Siklon Tropis
BMKG memprakirakan peningkatan pertumbuhan awan hujan di Maluku Utara akibat bibit siklon tropis 99W dan pertemuan massa udara, berpotensi menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Baabullah Ternate memperingatkan potensi peningkatan curah hujan di Maluku Utara (Malut) dalam periode 5-11 Mei 2025. Peringatan ini dikeluarkan menyusul terpantaunya bibit siklon tropis 99W di Laut Filipina dan adanya pertemuan massa udara di sekitar wilayah Malut. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Stasiun BMKG Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Sakimin, pada Senin, 5 Mei 2025 di Ternate.
Bibit siklon tropis 99W yang berada di utara Pulau Mindanao diperkirakan bergerak ke arah barat laut. Pergerakan ini, dikombinasikan dengan pola belokan dan pertemuan massa udara di Maluku Utara, berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan. Akibatnya, wilayah Malut diperkirakan akan mengalami peningkatan curah hujan yang signifikan dalam beberapa hari ke depan.
BMKG memprediksi kondisi cuaca di Maluku Utara akan didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan, dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi secara fluktuatif. Hujan lebat ini berpotensi terjadi pada pagi, siang, sore, malam, dan dini hari selama periode tersebut.
Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi
Mengingat potensi hujan lebat yang signifikan, BMKG mengimbau masyarakat Maluku Utara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Beberapa potensi bencana yang perlu diwaspadai antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, dan angin kencang. "Warga perlu waspada terhadap dampak turunan dari fenomena hidrometeorologi tersebut," tegas Sakimin.
BMKG telah merilis prakiraan cuaca lebih detail untuk periode 5-11 Mei 2025. Pada 5-6 Mei, potensi hujan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, dan Kabupaten Pulau Taliabu.
Prakiraan serupa juga berlaku pada 7-8 Mei, dengan lokasi yang hampir sama, namun dengan sedikit perbedaan wilayah. Sedangkan pada 9-11 Mei, potensi hujan lebat masih diperkirakan terjadi di beberapa wilayah Maluku Utara, terutama di kabupaten-kabupaten yang telah disebutkan sebelumnya.
Pemerintah daerah dan masyarakat diimbau untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. Koordinasi dan sinergi antar-pihak terkait juga perlu diintensifkan untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.
Imbauan Kepada Masyarakat dan Instansi Terkait
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, dan Direktorat Lalu Lintas Polda Maluku Utara diminta untuk mengarahkan masyarakat dan arus lalu lintas agar menjauhi zona rawan longsor, banjir, dan banjir bandang selama periode cuaca ekstrem. Masyarakat juga diimbau untuk mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing dan mengurangi risiko bencana, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan lingkungan.
Penting bagi seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Masyarakat dihimbau untuk selalu memantau dan mengikuti informasi resmi dari Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate untuk mendapatkan update terkini terkait prakiraan cuaca.
Dengan adanya peringatan dini dari BMKG ini, diharapkan masyarakat Maluku Utara dapat mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan untuk meminimalisir dampak negatif dari potensi hujan lebat dan bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.