Waspada Cuaca Ekstrem! BMKG Ternate Peringatkan Potensi Bencana di Maluku Utara
BMKG Ternate memperingatkan potensi cuaca ekstrem di Maluku Utara selama sepekan ke depan, dengan imbauan waspada banjir, longsor, dan angin kencang.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Baabullah Ternate mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang berpotensi melanda Maluku Utara dalam sepekan ke depan. Peringatan ini disampaikan menyusul pantauan adanya pola konvergensi awan di sekitar wilayah Maluku Utara yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan. Peringatan ini disampaikan Kepala Stasiun BMKG Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Sakimin, di Ternate pada Senin.
Prakiraan cuaca menunjukkan kondisi berawan hingga hujan ringan akan mendominasi Maluku Utara dari tanggal 21 hingga 27 April 2025. Namun, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan terjadi secara fluktuatif sepanjang hari, mulai pagi hingga dini hari. BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, penurunan jarak pandang, dan angin kencang.
Imbauan ini disampaikan mengingat potensi dampak yang signifikan dari cuaca ekstrem tersebut. Masyarakat dihimbau untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG agar tetap waspada dan siaga. Kerjasama dan koordinasi antar instansi terkait juga sangat penting dalam menghadapi potensi bencana ini.
Hujan Lebat Diprediksi di Beberapa Wilayah Maluku Utara
BMKG memprediksikan hujan sedang hingga lebat akan terjadi di beberapa wilayah Maluku Utara. Pada tanggal 21-22 April 2025, wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, dan Pulau Taliabu. Intensitas hujan yang tinggi ini berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Prakiraan serupa juga berlaku untuk periode 23-24 April 2025, dengan tambahan wilayah terdampak meliputi Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan. BMKG menekankan pentingnya kesiapan infrastruktur dan sistem pengelolaan sumber daya air untuk menghadapi peningkatan curah hujan. Koordinasi antar instansi juga perlu ditingkatkan untuk meminimalisir risiko bencana.
Sedangkan untuk periode 25-27 April 2025, sebagian besar wilayah Maluku Utara kembali berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Wilayah yang perlu waspada meliputi Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, dan Pulau Taliabu. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga.
Imbauan dan Rekomendasi BMKG
BMKG memberikan beberapa imbauan penting kepada pemerintah daerah dan masyarakat Maluku Utara. Pemerintah daerah diminta untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan sistem pengelolaan sumber daya air. Koordinasi dan sinergi antar instansi, seperti BPBD, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, dan Dirlantas Polda Maluku Utara, sangat penting untuk mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi.
BPBD, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, dan Dirlantas Polda Maluku Utara disarankan untuk melakukan pengamanan terhadap wilayah dan jalur transportasi yang rawan longsor, banjir, dan banjir bandang. Langkah-langkah antisipasi ini sangat krusial untuk meminimalisir kerugian dan dampak buruk yang mungkin terjadi.
Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. "Masyarakat juga diminta lebih peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan bersama, serta mengenali dan mengantisipasi potensi bencana di sekitar tempat tinggal," ujar Sakimin. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam upaya mitigasi bencana.
BMKG menekankan pentingnya masyarakat untuk selalu mengikuti informasi resmi dari Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate untuk tetap waspada dan siaga menghadapi cuaca ekstrem yang diprakirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat merupakan kunci utama dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.