BNN dan Barantin Jalin Kerja Sama Perketat Pengawasan Impor, Cegah Selundupan Narkoba
Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Karantina Indonesia (Barantin) berkolaborasi memperketat pengawasan komoditas impor untuk mencegah penyelundupan narkoba yang semakin canggih.

Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Karantina Indonesia (Barantin) resmi bekerja sama untuk memperketat pengawasan komoditas impor. Kerja sama ini diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman di Jakarta pada Selasa (18/3). Kolaborasi ini dibentuk sebagai respons terhadap modus operandi penyelundupan narkoba yang semakin canggih dan beragam, memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menghindari deteksi petugas.
Kepala BNN, Komjen Pol. Marthinus Hukom, mengungkapkan bahwa sindikat narkoba terus mengembangkan metode penyelundupan yang lebih variatif. "Salah satu contohnya adalah penemuan biji ganja yang diselundupkan melalui impor makanan burung," ungkap Marthinus. Meskipun masih dalam tahap penyelidikan, temuan ini menjadi bukti nyata perlunya langkah strategis untuk melawan ekspansi pasar narkoba.
Kerja sama ini mencakup pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika (P4GN). Kolaborasi BNN dan Barantin difokuskan pada pengawasan jalur karantina, mengingat maraknya upaya pengamuflasian narkoba dengan berbagai komoditas seperti hewan, ikan, dan tumbuhan. Langkah ini juga merupakan implementasi dari tiga strategi BNN, yaitu penguatan kolaborasi, penguatan intelijen, dan penguatan pengawasan wilayah perbatasan.
Penguatan Pengawasan Impor Cegah Selundupan Narkoba
Nota kesepahaman antara BNN dan Barantin mencakup lima poin penting. Salah satu poin utamanya adalah peningkatan kapasitas petugas Barantin dalam mendeteksi berbagai jenis narkoba di pelabuhan dan bandara. Peningkatan ini meliputi kemampuan teknis untuk menunjang efektivitas tugas Barantin dalam pengawasan komoditas impor.
Transformasi Barantin berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 45 Tahun 2023 memberikan ruang lingkup tugas dan fungsi yang lebih luas. Barantin kini memiliki peran yang lebih besar dalam melindungi sumber daya hayati dan keberlanjutan ekosistem, termasuk pencegahan masuk, keluar, dan penyebaran hama dan penyakit hewan, ikan, serta organisme pengganggu tumbuhan karantina.
Kepala Barantin, Sahat Panggabean, menekankan bahwa Barantin beroperasi di seluruh Indonesia, termasuk perbatasan dan pos lintas batas negara (PLBN). Oleh karena itu, Barantin tidak hanya berperan dalam ekonomi, tetapi juga dalam pertahanan negara. Beliau melihat kolaborasi ini sebagai wujud nyata komitmen bersama untuk kepentingan bangsa.
Kerja Sama Strategis untuk Generasi Mendatang
Dengan jangkauan Barantin yang luas dan peran BNN dalam pemberantasan narkoba, kolaborasi ini diharapkan dapat berjalan efektif. Kedua lembaga berharap kerja sama yang solid ini akan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang dan menjaga integritas serta keberlanjutan ekosistem Indonesia. Pengawasan yang lebih ketat terhadap komoditas impor menjadi kunci dalam upaya pencegahan peredaran gelap narkoba.
Kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas deteksi dan pencegahan penyelundupan narkoba melalui berbagai jalur, termasuk jalur impor. Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya kedua lembaga, diharapkan upaya pemberantasan narkoba di Indonesia dapat semakin optimal.
Langkah konkret yang akan dilakukan meliputi pelatihan bersama, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan pengembangan teknologi deteksi yang lebih canggih. Kolaborasi ini menandai komitmen kuat pemerintah dalam memerangi peredaran gelap narkoba dan melindungi generasi muda Indonesia.
Melalui sinergi BNN dan Barantin, diharapkan pengawasan terhadap komoditas impor akan semakin ketat dan efektif, sehingga dapat mencegah masuknya narkoba ke Indonesia dan melindungi masyarakat dari ancaman bahaya narkoba.