BNN Targetkan Penurunan Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba hingga 1,7 Persen di 2025
Badan Narkotika Nasional (BNN) menargetkan penurunan prevalensi penyalahgunaan narkoba menjadi 1,7 persen pada 2025 dan 1,6 persen pada 2029, melalui berbagai strategi dan program pencegahan serta pemberantasan.
Jakarta, 23 Januari 2024 - Badan Narkotika Nasional (BNN) menetapkan target ambisius: menurunkan prevalensi penyalahgunaan narkoba menjadi 1,7 persen di tahun 2025, dan lebih rendah lagi, 1,6 persen di tahun 2029. Angka ini disampaikan langsung oleh Kepala BNN RI, Marthinus Hukom, dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR RI di Senayan, Jakarta.
Target tersebut sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Saat ini, prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia berada di angka 1,73 persen, atau sekitar 3,33 juta jiwa. Ini artinya, BNN menghadapi tantangan besar untuk mencapai target tersebut dalam waktu yang relatif singkat.
Penurunan prevalensi ini menjadi salah satu prioritas utama BNN dalam mendukung 'astacita' ketujuh Presiden dan Wakil Presiden, yaitu memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi serta narkoba. Untuk mewujudkan hal ini, BNN telah merancang enam program prioritas.
Pertama, BNN akan meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahaya narkoba, serta mengembangkan keterampilan hidup sehat sejak dini, dimulai dari keluarga dan sekolah. Kedua, optimalisasi layanan rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba. Ketiga, deteksi dini penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Keempat, peningkatan profesionalisme aparat penegak hukum dalam memberantas narkoba. Kelima, peningkatan kemampuan penyelidikan intelijen dalam program P4GN (Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba). Keenam, optimalisasi penyidikan dan penyelidikan tindak pidana pencucian uang terkait narkotika dan prekursornya.
Selain keenam program tersebut, BNN juga menerapkan enam strategi utama dalam program Indonesia Bersinar. Strategi ini meliputi penguatan kolaborasi antar lembaga, peningkatan intelijen, fokus pada wilayah pesisir dan perbatasan, kerja sama internasional, intervensi langsung dengan pendekatan tematik, serta peningkatan sumber daya dan infrastruktur.
Dengan berbagai strategi dan program yang terencana, BNN optimistis dapat mencapai target penurunan prevalensi penyalahgunaan narkoba. Namun, keberhasilan upaya ini membutuhkan dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
Tantangan yang dihadapi BNN memang besar, namun komitmen mereka untuk menciptakan Indonesia yang bebas dari bahaya narkoba patut diapresiasi. Semoga target yang dicanangkan dapat tercapai, demi mewujudkan generasi muda Indonesia yang sehat dan produktif.