BNPB Tebar 1 Ton Garam di Langit Kalsel Cegah Banjir
BNPB menebar satu ton garam ke langit Kalimantan Selatan untuk mengurangi potensi hujan deras dan mencegah bencana banjir serta tanah longsor yang dipicu oleh fenomena MJO dan gelombang Rossby.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan upaya pencegahan bencana di Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan cara unik. Kamis (30/1), satu ton garam disebar ke langit Kalsel menggunakan pesawat. Tujuannya? Mengendalikan potensi hujan lebat yang bisa memicu banjir dan tanah longsor.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan garam atau NaCl disebar di ketinggian 10.000 kaki di wilayah Kabupaten Tanah Laut. Operasi modifikasi cuaca ini diharapkan mampu mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di wilayah tersebut.
Langkah ini bukan tanpa dasar. Keputusan penyemaian garam didasarkan pada analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG mendeteksi aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang equatorial Rossby. Fenomena atmosfer ini meningkatkan potensi hujan lebat di Kalsel dan utara Jawa.
Intervensi teknologi, dalam hal ini penyemaian garam, dianggap perlu untuk mencegah dampak terburuk. Tanpa intervensi, potensi banjir dan tanah longsor akibat hujan deras sangat tinggi. Sehari sebelumnya, upaya serupa juga dilakukan di perairan utara Jawa Tengah dengan tujuan yang sama.
Menurut Abdul Muhari, MJO telah memasuki Kuadran 4, kondisi yang mendukung pembentukan awan hujan. Prediksi BMKG menunjukkan intensitas hujan tinggi dalam 24 jam ke depan, sehingga meningkatkan risiko bencana. Oleh karena itu, tindakan pencegahan segera diperlukan.
Operasi penyemaian garam melibatkan kerja sama tim dari BNPB, BMKG, dan TNI Angkatan Udara. Mereka bekerja sama untuk meminimalisir dampak potensi bencana alam yang mengancam masyarakat.
Upaya pencegahan bencana seperti ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dari ancaman bencana alam. Dengan pemantauan cuaca yang ketat dan teknologi modifikasi cuaca, diharapkan risiko bencana dapat ditekan seminimal mungkin.