BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di Jakarta-Jabar: Upaya Kendalikan Hujan Lebat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar operasi modifikasi cuaca gabungan di Jakarta dan Jawa Barat selama 10 hari untuk mengurangi intensitas hujan lebat yang berpotensi menyebabkan banjir.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar operasi modifikasi cuaca gabungan di wilayah Jakarta dan Jawa Barat (Jabar) sebagai respon atas potensi hujan lebat yang diperkirakan terjadi hingga 18 Maret 2025. Operasi ini melibatkan tiga pesawat dan dua posko koordinasi di Lanud Halim Perdanakusuma (Jakarta) dan Lanud Husein Sastranegara (Jabar), berlangsung selama 10 hari, mulai 11 hingga 20 Maret 2025. Operasi ini merupakan tahap kedua, dilaksanakan berdasarkan arahan Menko PMK dan prakiraan cuaca BMKG yang menunjukkan potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah tersebut.
Operasi modifikasi cuaca ini bertujuan untuk mengurangi intensitas hujan dan meminimalisir dampak bencana banjir dan tanah longsor yang telah terjadi di beberapa wilayah, seperti Bogor, Jakarta, Sukabumi, Bekasi, dan sekitarnya. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa operasi ini melibatkan penyemaian garam (Natrium Klorida atau NaCl) ke awan potensial hujan. Jumlah garam yang disemai bervariasi, tergantung pada wilayah operasi dan jenis pesawat yang digunakan.
Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang mengancam keselamatan dan kerugian harta benda masyarakat. Kerja sama antara BNPB, Pemerintah Provinsi Jakarta, dan Jawa Barat dalam operasi ini menunjukkan komitmen bersama untuk mengurangi risiko bencana dan melindungi masyarakat dari dampak negatif hujan lebat.
Operasi Gabungan dan Hasilnya
Pada hari pertama operasi, Selasa (11/3), tiga sorti penerbangan dilakukan di wilayah Jakarta menggunakan pesawat Casa A-2117, dengan total 2400 kilogram NaCl disemai di wilayah Barat Laut Jakarta, Selat Sunda, Kepulauan Seribu, dan Laut Jawa. Di Jawa Barat, dua sorti penerbangan menggunakan pesawat Casa A-2104 telah dilakukan, dengan total 1600 kilogram NaCl disemai di wilayah timur laut Perairan Cirebon dan perairan utara Indramayu. Selain itu, dua sorti penerbangan tambahan menggunakan pesawat Caravan PK-SNP telah dilakukan di perairan barat Jakarta, dengan total 2000 kilogram NaCl disemai di pesisir Lampung-Selat Sunda.
BMKG melaporkan bahwa operasi modifikasi cuaca gabungan telah menunjukkan hasil positif dalam mengurangi intensitas hujan. Hujan yang sebelumnya diprediksi terjadi siang hingga sore hari, berkurang menjadi hujan ringan hingga sedang. Curah hujan tertinggi tercatat di Bekasi dengan intensitas 34 mm. Hal ini menunjukkan efektivitas operasi dalam mengendalikan curah hujan dan meminimalisir potensi bencana.
Kepala BNPB berharap operasi ini dapat membantu percepatan upaya pemulihan dampak bencana banjir dan tanah longsor yang telah terjadi. Pengendalian intensitas hujan diharapkan dapat memberikan ruang bagi upaya perbaikan infrastruktur dan pemulihan kehidupan masyarakat yang terdampak.
Prakiraan Cuaca dan Antisipasi Bencana
Prakiraan cuaca dari BMKG menjadi dasar pertimbangan utama dalam pelaksanaan operasi modifikasi cuaca ini. BMKG mendeteksi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten pada tanggal 10-18 Maret 2025. Informasi ini sangat krusial dalam menentukan target operasi dan alokasi sumber daya.
Operasi gabungan ini merupakan bentuk kesiapsiagaan dan respon cepat pemerintah dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Koordinasi yang baik antara BNPB, Pemerintah Provinsi Jakarta, Jawa Barat, dan BMKG menjadi kunci keberhasilan operasi ini. Dengan adanya kerja sama yang solid, diharapkan dampak negatif dari hujan lebat dapat diminimalisir dan keselamatan masyarakat terjaga.
Operasi ini juga menunjukkan pentingnya pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca dalam upaya penanggulangan bencana. Dengan teknologi ini, pemerintah dapat melakukan intervensi untuk mengurangi risiko bencana dan melindungi masyarakat dari dampak negatifnya. Keberhasilan operasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan serupa.
Meskipun operasi modifikasi cuaca telah menunjukkan hasil positif, masyarakat tetap diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat juga merupakan faktor penting dalam mengurangi risiko bencana.