TNI AU Lakukan Modifikasi Cuaca Cegah Banjir Jabodetabek
TNI AU melakukan operasi modifikasi cuaca selama 10 hari di Jabodetabek untuk mengurangi intensitas hujan dan mencegah banjir yang telah dimulai sejak 10 Maret 2025.

Jakarta, 17 Maret 2025 (ANTARA) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), melalui Komando Operasi Udara Nasional, tengah melaksanakan operasi modifikasi cuaca selama 10 hari untuk mengurangi intensitas curah hujan dan membantu pemerintah mencegah banjir di wilayah Jabodetabek.
Operasi ini bertujuan untuk mengurangi risiko banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), demikian disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma TNI Ardi Syahri, dalam siaran pers resmi TNI AU yang diterima di Jakarta, Senin.
Operasi modifikasi cuaca ini telah berlangsung sejak 10 Maret 2025 dan akan berakhir pada 20 Maret 2025. TNI AU mengerahkan dua pesawat Cassa 212 dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta dan Pangkalan Udara Husein Sastranegara di Bandung untuk mendukung operasi ini.
TNI AU Kerahkan Pesawat Cassa 212 untuk Sebarkan Garam
Kedua pesawat tersebut digunakan untuk menyebarkan garam (NaCl) di langit. Penyebaran garam ini diyakini dapat memicu reaksi yang membantu mengurangi curah hujan. Proses penentuan lokasi optimal untuk penyebaran garam dilakukan dengan berkoordinasi bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Hingga Kamis (13 Maret 2025), sekitar 35,5 ton garam telah disebar melalui 18 sortie penerbangan. Kadispenau memastikan bahwa misi pengendalian cuaca ini akan terus dilakukan secara maksimal hingga waktu yang ditentukan.
Kerja sama dengan BMKG sangat penting dalam operasi ini. BMKG menyediakan data dan informasi cuaca terkini yang akurat, sehingga TNI AU dapat menentukan lokasi dan waktu yang tepat untuk penyebaran garam. Hal ini memastikan efisiensi dan efektivitas operasi modifikasi cuaca.
Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Mitigasi Bencana
Modifikasi cuaca merupakan teknologi yang telah terbukti efektif dalam mengurangi intensitas hujan dan mencegah bencana alam seperti banjir. Teknologi ini melibatkan penyebaran bahan tertentu, seperti garam, ke dalam awan untuk memanipulasi proses pembentukan hujan. Dengan mengurangi jumlah air yang jatuh sebagai hujan, risiko banjir dapat diminimalisir.
Operasi modifikasi cuaca oleh TNI AU ini merupakan bentuk upaya proaktif pemerintah dalam menghadapi potensi bencana alam. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dari dampak negatif cuaca ekstrem.
Meskipun operasi modifikasi cuaca telah dilakukan, masyarakat tetap diimbau untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi banjir. Masyarakat juga diharapkan untuk mengikuti arahan dan imbauan dari pihak berwenang.
Kesimpulan
Operasi modifikasi cuaca yang dilakukan TNI AU di Jabodetabek merupakan upaya penting dalam mengurangi risiko banjir. Kerja sama dengan BMKG dan penggunaan teknologi modifikasi cuaca menunjukkan komitmen pemerintah dalam mitigasi bencana. Meskipun demikian, kewaspadaan masyarakat tetap diperlukan.