Brian Yuliarto, Penerima Habibie Prize, Resmi Menjabat Menteri Pendidikan Tinggi
Profesor riset nanoteknologi Brian Yuliarto ditunjuk Presiden Prabowo sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, membawa harapan peningkatan riset dan kolaborasi global untuk Indonesia Emas 2045.

Presiden Prabowo Subianto secara resmi menunjuk Profesor Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro pada Rabu, 19 Februari 2024 di Jakarta. Penunjukan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat rekam jejak Yuliarto yang cemerlang di dunia akademik dan riset.
Siapa Brian Yuliarto? Ia adalah seorang profesor di Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah banyak menorehkan prestasi gemilang. Kapan dan bagaimana penunjukan ini terjadi? Penunjukan tersebut diumumkan secara resmi pada Rabu lalu di Jakarta oleh Presiden Prabowo Subianto. Mengapa Yuliarto dipilih? Pengalaman dan prestasi akademiknya yang luar biasa, terutama di bidang nanoteknologi, menjadi pertimbangan utama.
Di mana kontribusi Yuliarto sebelum penunjukan ini? Ia telah berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Prestasinya yang paling menonjol adalah memenangkan Habibie Prize 2024 di bidang Ilmu Sains Teknik. Hal ini menunjukkan kapabilitas dan dedikasinya dalam memajukan sains dan teknologi di Indonesia.
Jejak Karier Cemerlang Brian Yuliarto
Sebelum menjabat sebagai menteri, Brian Yuliarto telah malang melintang di dunia akademik. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di bidang Fisika Teknik di ITB pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan master dan doktoralnya di Departemen Quantum Engineering and System Science, Universitas Tokyo pada tahun 2005. Sejak tahun 2006, ia fokus pada penelitian pengembangan nanomaterial untuk aplikasi sensor dan energi.
Kiprahnya di ITB sangat signifikan. Ia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri ITB (2020-2024) dan Profesor Tamu di Universitas Tsukuba (2021-sekarang). Kolaborasi internasionalnya juga sangat luas, meliputi UC Berkeley, Universitas Korea, dan beberapa lembaga riset di Jepang.
Produktivitas risetnya sangat tinggi. Ia telah menerbitkan 343 publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi, dengan lebih dari enam ribu sitasi dan h-index 40 di Scopus. Prestasi ini menunjukkan kualitas dan dampak risetnya di tingkat global.
Beyond Academia: Kiprah di Muhammadiyah
Selain di dunia akademik, Brian Yuliarto juga aktif di organisasi kemasyarakatan. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Institut Studi Strategis dan Kemitraan Muhammadiyah Jawa Barat (2023-2027) dan Ketua Muhammadiyah Cibeunying Kaler (2023-2027). Hal ini menunjukkan kepeduliannya terhadap pengembangan masyarakat dan bangsa.
Komitmennya terhadap pengembangan masyarakat dan bangsa juga tercermin dari berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan yang ia ikuti. Pengalaman ini diyakini akan memperkaya perspektifnya dalam memimpin Kementerian Pendidikan Tinggi.
Dengan latar belakang yang mumpuni, diharapkan kepemimpinan Yuliarto dapat membawa perubahan positif bagi sektor pendidikan tinggi di Indonesia.
Harapan untuk Masa Depan Pendidikan Tinggi Indonesia
Penunjukan Brian Yuliarto diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas riset, memperkuat kolaborasi global, dan membangun masa depan sains di Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas tinggi di berbagai bidang.
Langkah-langkah strategis yang akan diambil oleh Yuliarto untuk mencapai tujuan tersebut antara lain peningkatan kualitas pendidikan tinggi, pengembangan riset dan inovasi, serta peningkatan daya saing lulusan perguruan tinggi Indonesia di kancah internasional. Dengan begitu, diharapkan sektor industri di Indonesia dapat terus berkembang pesat.
Dengan pengalaman dan prestasinya yang luar biasa, Brian Yuliarto diharapkan mampu membawa transformasi positif bagi pendidikan tinggi di Indonesia dan berkontribusi nyata dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.