BRIN dan PT ASI Kolaborasi Kembangkan Teknologi Ramah Lingkungan untuk Kurangi Emisi Karbon
BRIN dan PT Alam Semesta Integra berkolaborasi mengembangkan teknologi Fotobioreaktor Mikroalga dan Energi Terbarukan untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT Alam Semesta Integra (ASI) resmi bekerja sama mengembangkan teknologi ramah lingkungan. Kolaborasi ini diresmikan pada Senin, 10 Maret 2024, di Kantor BRIN Jakarta, ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama. Kerja sama ini fokus pada pengembangan teknologi Fotobioreaktor Mikroalga dan Energi Terbarukan sebagai solusi inovatif untuk mengurangi emisi karbon di Indonesia.
Teknologi ini mendukung metode Carbon Capture Utilization Storage (CCUS), yaitu penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon. Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyatakan antusiasme atas potensi besar kolaborasi ini dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik. Ia menjelaskan bahwa mikroalga akan dimanfaatkan sebagai solusi alami untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer, sekaligus menghasilkan energi terbarukan.
Teknologi yang diberi nama Olimpus ini diproyeksikan untuk diterapkan di berbagai lokasi strategis dengan tingkat emisi karbon tinggi, seperti SPBU, terminal, area publik, dan kawasan industri. Handoko menekankan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk mendorong kemandirian riset dan inovasi di Indonesia, sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional melalui teknologi lokal.
Teknologi Ramah Lingkungan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Menurut Handoko, mikroalga, meskipun terlihat kecil, memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap karbon dari atmosfer. "Mikroalga mungkin terlihat kecil, tetapi memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap karbon dari atmosfer. Teknologi Fotobioreaktor Mikroalga yang akan kami kembangkan bersama PT Alam Semesta Integra ini adalah salah satu langkah konkret untuk mengatasi tantangan lingkungan yang dihadapi dunia saat ini," ujar Handoko.
Sementara itu, Eddy Setiawan selaku Direktur PT ASI, menyatakan bahwa kolaborasi ini tidak hanya berfokus pada aspek teknologi, tetapi juga pada dampak positif jangka panjang bagi generasi mendatang. Ia menekankan pentingnya integrasi riset dan industri dalam menciptakan teknologi aplikatif dan berdampak nyata.
"Kami percaya bahwa integrasi riset dan industri adalah kunci dalam mengembangkan teknologi yang aplikatif dan berdampak nyata. Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat berkontribusi dalam inovasi teknologi yang mendukung dekarbonisasi dan menciptakan solusi energi yang lebih ramah lingkungan," kata Eddy.
Kerja sama ini mencakup berbagai aspek penelitian, termasuk pengembangan sistem fotobioreaktor, optimasi inokulan mikroalga, analisis pertumbuhan mikroalga dalam sistem CCUS, dan evaluasi performa prototipe.
Integrasi Energi Terbarukan untuk Efisiensi Optimal
BRIN dan PT ASI juga akan melakukan kajian teknis terhadap integrasi energi terbarukan dalam sistem teknologi ini. Integrasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas teknologi CCUS dalam menyerap dan memanfaatkan emisi karbon. Kedua lembaga berharap proyek ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan menginspirasi kolaborasi serupa di masa depan.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan teknologi yang tidak hanya efektif dalam mengurangi emisi karbon, tetapi juga berkelanjutan dan ekonomis. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang terbarukan, teknologi ini berpotensi besar untuk berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.
Pengembangan teknologi ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target pembangunan berkelanjutan. Keberhasilan proyek ini akan menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara lembaga riset dan industri dapat menghasilkan solusi inovatif untuk permasalahan lingkungan.
Harapannya, teknologi ini dapat diimplementasikan secara luas di Indonesia dan bahkan di negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa dalam mengurangi emisi karbon dan menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.