BRIN Dorong Diversifikasi Produk dan Pasar Ekspor untuk Perkuat Neraca Dagang
BRIN menyoroti perlunya diversifikasi produk nonmigas dan perluasan pasar ekspor untuk menjaga surplus neraca dagang Indonesia yang meski positif, namun kualitasnya menurun.

Jakarta, 17 Maret 2025 - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menekankan pentingnya diversifikasi produk olahan nonmigas dan perluasan pasar ekspor bagi Indonesia. Hal ini disampaikan menyusul surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 sebesar 3,12 miliar dolar AS, meskipun angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya. Surplus tersebut, meskipun positif, menunjukkan perlunya strategi yang lebih kuat untuk menjaga dan meningkatkan kinerja neraca dagang Indonesia di masa depan.
Peneliti pada Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN, Ragimun, menjelaskan bahwa surplus neraca perdagangan yang dicapai pada Februari 2025, meskipun menunjukkan kinerja positif sektor pengolahan nonmigas, masih mengandalkan pasar ekspor yang terbatas. "Ya bagus surplus, apalagi sektor nonmigas. Berarti menunjukkan beberapa komoditas sedang mengalami rising star. Hanya saja biasanya negara tujuannya itu-itu saja, seperti Amerika Serikat, China atau India," ungkap Ragimun dalam sebuah wawancara.
Penurunan surplus dibandingkan bulan sebelumnya, dari 3,45 miliar dolar AS menjadi 3,12 miliar dolar AS, menjadi perhatian utama. Hal ini menggarisbawahi pentingnya strategi yang lebih komprehensif untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional dan mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor tradisional.
Diversifikasi Produk dan Perluasan Pasar Ekspor
BRIN merekomendasikan beberapa langkah strategis untuk memperkuat neraca dagang Indonesia. Pertama, perluasan dan penguatan pasar ekspor ke negara-negara ASEAN dan Asia Timur. Langkah ini dinilai penting untuk mengurangi risiko ketergantungan pada beberapa pasar utama dan meningkatkan akses ke pasar baru yang potensial.
Kedua, diversifikasi produk ekspor melalui inovasi proses produksi yang lebih efisien dan berbiaya rendah. Inovasi ini akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global dan membuka peluang untuk ekspor produk-produk baru yang memiliki nilai tambah tinggi.
Ketiga, penerapan pungutan impor yang tepat dapat meningkatkan keuntungan dari perdagangan internasional. Dengan strategi yang tepat, pungutan impor dapat digunakan untuk melindungi industri dalam negeri dan meningkatkan pendapatan negara.
Beberapa sektor yang berpotensi untuk diversifikasi produk ekspor antara lain sektor sawit, rumput laut, dan makanan dan minuman (mamin). Potensi ini perlu digali dan dikembangkan lebih lanjut melalui inovasi dan peningkatan kualitas produk.
Data Neraca Perdagangan Februari 2025
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan barang Indonesia sebesar 3,12 miliar dolar AS pada Februari 2025. Angka ini lebih rendah 0,38 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya. Meskipun demikian, Indonesia telah mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa surplus pada Februari 2025 terutama ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 4,84 miliar dolar AS. Komoditas utama penyumbang surplus antara lain lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Secara keseluruhan, data neraca perdagangan menunjukkan kinerja positif sektor nonmigas. Namun, BRIN menekankan pentingnya strategi jangka panjang untuk menjaga dan meningkatkan surplus tersebut melalui diversifikasi produk dan perluasan pasar ekspor.
Langkah-langkah strategis yang direkomendasikan BRIN diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional dan menciptakan neraca perdagangan yang lebih sehat dan berkelanjutan di masa depan. Pentingnya inovasi dan peningkatan kualitas produk juga menjadi kunci keberhasilan dalam upaya ini.