Indonesia Dapat Manfaatkan Reseting Ekonomi Global untuk Penguatan Neraca Dagang
Wakil Menteri Perindustrian dan peneliti BRIN menyoroti peluang Indonesia untuk memperkuat neraca dagang melalui diversifikasi produk dan perluasan pasar ekspor di tengah proses resetting ekonomi global.

Jakarta, 18 Maret 2025 - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, melihat peluang besar bagi Indonesia untuk memanfaatkan proses 'resetting' ekonomi global guna memperkuat neraca dagang. Proses perubahan ekonomi global ini, yang melibatkan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China, membuka kesempatan bagi Indonesia untuk mengisi pasar internasional yang mengalami tekanan akibat perubahan tersebut. Wamenperin menekankan pentingnya industri dalam negeri untuk memanfaatkan peluang ini secara optimal.
Pernyataan Wamenperin tersebut disampaikan usai acara Bazar Ramadhan 2025 di Jakarta. Ia menyoroti potensi sektor makanan dan minuman (mamin) sebagai salah satu industri unggulan Indonesia yang dapat berperan signifikan dalam mengisi kebutuhan pasokan pangan global. Dukungan terhadap industri mamin, termasuk ketersediaan bahan baku, dianggap krusial untuk keberhasilan strategi ini.
Hal senada disampaikan oleh Ragimun, peneliti pada Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia menekankan pentingnya diversifikasi produk olahan nonmigas dan perluasan pasar ekspor untuk menjaga neraca dagang Indonesia. Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 sebesar 3,12 miliar dolar AS (Rp52,4 triliun) menjadi sinyal positif, menunjukkan kemajuan sektor pengolahan nonmigas.
Peluang di Tengah Reseting Ekonomi Global
Wamenperin Faisol Riza optimistis Indonesia dapat meraih keuntungan dari perubahan ekonomi global. "Makanya kita berharap peluang ini bisa dimanfaatkan betul oleh industri untuk bisa masuk ke dalam proses baru resetting ekonomi global ini," ujarnya. Ia menyarankan agar industri dalam negeri proaktif dalam memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan ekspor dan memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional.
Pemerintah, menurut Wamenperin, perlu memberikan dukungan yang optimal bagi industri dalam negeri, khususnya sektor mamin. Dukungan tersebut meliputi penyediaan bahan baku, akses pembiayaan, dan fasilitasi ekspor. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan momentum resetting ekonomi global untuk meningkatkan daya saing produknya di pasar internasional.
Langkah strategis ini diharapkan dapat meningkatkan nilai surplus neraca perdagangan Indonesia, yang meskipun telah mencatatkan surplus pada bulan Februari 2025, masih perlu ditingkatkan kualitas keuntungannya. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Diversifikasi Produk dan Pasar Ekspor
Ragimun dari BRIN menekankan pentingnya diversifikasi produk olahan nonmigas. Ia menyatakan bahwa meskipun surplus neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren positif, namun perluasan pasar ekspor tetap menjadi hal yang krusial. "Ya bagus surplus, apalagi sektor nonmigas. Berarti menunjukkan beberapa komoditas sedang mengalami rising star. Hanya saja biasanya negara tujuannya itu-itu saja, seperti Amerika Serikat, China atau India," katanya.
Menurutnya, perluasan pasar ekspor ke negara-negara baru dapat mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor tradisional dan meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia. Hal ini juga akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global dan membuka peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Pemerintah perlu aktif dalam mencari dan mengembangkan pasar ekspor baru, serta memberikan dukungan bagi pelaku usaha dalam negeri untuk memasuki pasar tersebut. Dukungan tersebut dapat berupa fasilitasi akses pasar, promosi produk, dan pembinaan usaha.
Dengan strategi diversifikasi produk dan perluasan pasar ekspor, Indonesia dapat memanfaatkan momentum resetting ekonomi global untuk memperkuat neraca dagang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 mencapai 3,12 miliar dolar AS, nilai ini sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 3,45 miliar dolar AS. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kualitas keuntungan perdagangan dan diversifikasi pasar ekspor menjadi sangat penting.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan pemerintah, Indonesia berpotensi besar untuk memanfaatkan proses resetting ekonomi global ini sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional.