Budaya Menulis Sejak Dini: Pemkab Bantul Dorong Kreativitas Anak melalui Literasi
Pemerintah Kabupaten Bantul mendorong tumbuhnya budaya menulis sejak dini melalui berbagai program literasi, dimulai dari hal-hal kecil seperti menulis buku harian, guna meningkatkan kreativitas dan minat baca anak.

Bantul, 28 April 2024 - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melalui Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) menyatakan pentingnya menanamkan budaya menulis sejak dini, khususnya bagi anak-anak. Hal ini disampaikan menyusul peluncuran beberapa buku karya siswa, guru, dan komunitas belajar guru SD kelas 1 se-Sewon, Bantul. Inisiatif ini dinilai sebagai langkah positif dalam mendorong kreativitas dan minat baca anak usia dini.
Kepala Disdikpora Bantul, Nugroho Eko Setyanto, mengungkapkan bahwa budaya menulis masih perlu ditingkatkan. "Budaya penulis itu memang saat ini masih harus kita tingkatkan terus. Salah satu contoh yang baik di komunitas belajar guru SD kelas 1 di Sewon, ini ternyata luar biasa," ujarnya dalam peluncuran buku tersebut. Komunitas belajar guru SD kelas 1 di Kecamatan Sewon dinilai sangat aktif dan telah berhasil menghasilkan karya tulis yang menarik.
Menurut Nugroho, pembiasaan menulis sebaiknya dimulai dari hal-hal sederhana, seperti menulis buku harian. Kebiasaan ini, lanjutnya, akan berdampak positif dan menumbuhkan minat baca. "Menulis mulai dari hal-hal kecil, dari buku harian itu adalah hal yang menyenangkan. Karena apa yang kita lakukan, itu kemudian dituangkan di dalam sebuah tulisan. Ini adalah sebuah pembiasaan yang baik. Paling tidak dari hal-hal kecil yang menyenangkan untuk kita," jelasnya.
Menginspirasi Sekolah Lain untuk Berkarya
Disdikpora Bantul berharap keberhasilan SD Negeri Jarakan Sewon dalam mendorong siswa menulis dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain. "Oleh karena itu pihaknya berharap apa yang telah dilakukan oleh pihak SD Negeri Jarakan Sewon ini dapat menginspirasi sekolah-sekolah lainnya untuk terus berkarya melalui tulisan tulisan yang menginspirasi," kata Nugroho. Ia menekankan bahwa menulis bukan hanya sekadar menuangkan ide, tetapi juga dapat menginspirasi pembaca lain.
Lebih lanjut, Nugroho menambahkan, "Dan menulis itu tidak sekadar menuangkan apa yang ada di dalam benak kita, tetapi ketika tulisan itu dibaca orang lain, itu juga dapat menginspirasi. Menginspirasi orang yang membaca itu untuk memahami apa yang dibaca dan nanti akan meniru membuat tulisan."
Salah satu contoh nyata dari program ini adalah buku literasi karya siswa kelas 1B SD Negeri Jarakan yang berjudul 'Langkah Awal Menuju Impian'. Buku ini berisi tentang cita-cita para siswa dan merupakan buah karya 29 siswa kelas 1B di bawah bimbingan wali kelas Ibu Eni Suryati. Buku ini menjadi bukti nyata bahwa anak usia dini mampu mengekspresikan diri melalui tulisan.
Berbagai Karya Tulis dari Komunitas Belajar
Selain buku karya siswa, juga diluncurkan beberapa buku lain yang dihasilkan oleh komunitas belajar guru kelas 1 se-Kecamatan Sewon. Buku-buku tersebut antara lain: 'Secercah Harapan di Ujung Senja' yang membahas solusi mengajar anak berkebutuhan khusus dan lambat belajar; 'Sang Nyonya' yang bercerita tentang motivasi dan tantangan menjadi seorang guru; 'Badak Sumbu dan 77 cerita lainnya'; dan 'Menembus Batas Jauh di Atas Sana'.
Buku 'Secercah Harapan di Ujung Senja' merupakan buku keempat yang dihasilkan komunitas belajar guru kelas 1 se-Kecamatan Sewon, dibawah bimbingan Ibu Eni Suryati. Buku ini menyoroti tantangan dan solusi dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus dan yang mengalami kesulitan belajar. Keberadaan buku ini menunjukkan kepedulian dan inovasi para guru dalam menghadapi tantangan di dunia pendidikan.
Keberhasilan program literasi di SD Negeri Jarakan Sewon dan komunitas belajar guru kelas 1 se-Kecamatan Sewon membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang konsisten, budaya menulis dapat ditanamkan sejak dini. Hal ini akan berdampak positif bagi perkembangan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan minat baca anak-anak di Kabupaten Bantul.
Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kreativitas dan minat baca siswa. Dengan demikian, generasi muda Indonesia dapat memiliki kemampuan menulis yang baik dan mampu mengekspresikan ide-ide mereka dengan efektif.