Buku Sejarah Situs Patiayam Kudus Segera Terbit
Yayasan Dharma Bakti Lestari mencetak buku sejarah Situs Patiayam Kudus, hasil penelitian kolaboratif yang melibatkan BRIN dan CPAS, untuk disebarluaskan dan mendukung pelestarian situs purbakala tersebut.

Situs Patiayam Kudus segera memiliki buku sejarahnya sendiri! Yayasan Dharma Bakti Lestari berinisiatif mencetak buku ini untuk memperkenalkan situs purbakala penting di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kepada masyarakat luas. E-book ringkasan sudah tersedia, sementara buku lengkapnya, yang telah dirampungkan oleh tim ahli, siap dicetak sebanyak 100 eksemplar untuk instansi terkait.
Inisiatif ini mendapat apresiasi besar dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus, Mutrikah. Beliau berharap buku ini akan memudahkan pemahaman masyarakat tentang kekayaan budaya masa lalu di Kudus. Lebih lanjut, ketersediaan buku ini akan sangat membantu para pemandu wisata dalam menjelaskan sejarah Situs Patiayam secara komprehensif.
Penelitian di Situs Patiayam melibatkan kolaborasi dengan lembaga terkemuka seperti BRIN dan Center for Preshistory and Austronesian Studies (CPAS) Indonesia. Tim peneliti, yang juga melibatkan pakar arkeologi Prof. Dr. Truman Simanjuntak, telah melakukan studi lapangan, survei, ekskavasi, dan analisis temuan sisa vertebrata di situs berumur hampir satu juta tahun ini.
Prof. Dr. Truman Simanjuntak sendiri bukanlah nama baru dalam penelitian fosil Patiayam. Beliau pernah melakukan penelitian di lokasi yang sama pada tahun 1980, menemukan fosil dua jenis gajah purba: Stegodon dan Elephas. Penelitian terbaru kembali menemukan fosil gajah purba Elephas, meliputi gading, rahang, gigi, tulang rusuk, tulang belakang, dan ruas tajuk tulang belakang yang masih utuh.
Penelitian difokuskan di dua lokasi di Desa Terban, dimulai sejak November 2023. Temuan-temuan fosil ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih lengkap tentang kehidupan prasejarah di wilayah tersebut. Buku sejarah ini diharapkan juga dapat mendorong penelitian lebih lanjut dan menginspirasi generasi muda untuk terlibat dalam pelestarian Situs Patiayam.
Mutrikah menambahkan bahwa buku tersebut kelak akan dicetak lebih banyak lagi sehingga dapat diakses oleh lebih banyak pengunjung. Ia juga berharap buku ini dapat menjadi bahan pembelajaran yang berharga bagi dunia pendidikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya.
Dengan tersedianya buku sejarah Situs Patiayam, diharapkan masyarakat semakin peduli dan turut serta dalam pengembangan situs purbakala ini. Yayasan Dharma Bakti Lestari telah mengambil langkah yang sangat signifikan dalam upaya pelestarian dan edukasi sejarah Situs Patiayam Kudus.