Bulog Wamena Sediakan 3.000 Ton Beras untuk 20.000 Penerima Manfaat di Papua
Kantor Cabang Perum Bulog Wamena memastikan ketersediaan 3.000 ton beras SPHP untuk 20.000 penerima manfaat di enam kabupaten di Papua, hingga Juni 2025.

Kantor Cabang (KC) Perum Bulog Wamena, Papua, memastikan ketersediaan beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) untuk masyarakat di enam kabupaten. Sebanyak kurang lebih 3.000 ton beras telah disiapkan untuk 20.000 penerima manfaat. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala KC Perum Bulog Wamena, Stephanus Kurniawan, di Wamena pada Minggu, 27 April 2024.
Bulog Wamena bertanggung jawab atas pendistribusian beras SPHP di lima kabupaten di wilayah Papua Pegunungan: Jayawijaya, Tolikara, Mamberamo Tengah, Yalimo, dan Lanny Jaya. Selain itu, Bulog Wamena juga mencakup satu kabupaten di wilayah Papua Tengah, yaitu Puncak Jaya, karena kedekatannya secara geografis dengan Wamena.
Stephanus Kurniawan menegaskan bahwa stok beras yang ada saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di enam kabupaten tersebut hingga Juni 2025. Ia menghimbau masyarakat agar tidak panik dan memastikan bahwa ketersediaan beras terjamin.
Ketersediaan Beras SPHP di Papua
Dengan stok beras mencapai 3.000 ton, Bulog Wamena menjamin tidak akan terjadi kelangkaan beras di wilayah tanggung jawabnya. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk menstabilkan harga dan memastikan akses pangan bagi masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang membutuhkan.
Pembagian tanggung jawab Bulog di Papua didasarkan pada letak geografis masing-masing kabupaten. Sebagai contoh, Kabupaten Yahukimo yang dekat dengan Merauke berada di bawah tanggung jawab Bulog Merauke, sedangkan Pegunungan Bintang yang berdekatan dengan Jayapura menjadi tanggung jawab Bulog Jayapura. Begitu pula Kabupaten Nduga, yang dekat dengan Timika, menjadi tanggung jawab Bulog Mimika.
Harga beras SPHP yang dijual kepada masyarakat di enam kabupaten tersebut adalah Rp13.500 per kilogram. Harga ini merupakan harga subsidi dari pemerintah untuk membantu masyarakat ekonomi lemah agar tetap dapat mengakses beras berkualitas dengan harga terjangkau.
Bulog Wamena berharap agar beras SPHP ini dapat dikonsumsi oleh masyarakat yang berhak menerimanya. "Kami berharap beras SPHP ini untuk dapat dikonsumsi oleh masyarakat di enam kabupaten itu dengan baik, tanpa harus mereka menjualnya kembali. Kami sayangkan kalau masyarakat menjual kembali, padahal beras itu diperuntukkan bagi mereka dan kualitas beras sendiri sangat baik," ujar Stephanus.
Distribusi Beras dan Antisipasi Kelangkaan
Sistem distribusi beras SPHP ini dirancang untuk menjangkau masyarakat di daerah terpencil sekalipun. Bulog Wamena bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan pendistribusian yang lancar dan tepat sasaran. Upaya ini merupakan bagian dari program pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.
Antisipasi terhadap potensi kelangkaan pangan juga menjadi perhatian utama Bulog Wamena. Dengan stok yang memadai dan sistem distribusi yang terencana, Bulog Wamena berupaya untuk mencegah terjadinya kelangkaan beras di wilayah kerjanya. Monitoring dan evaluasi secara berkala juga dilakukan untuk memastikan program berjalan efektif.
Pemerintah terus berkomitmen untuk memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di daerah-daerah terpencil seperti Papua. Program SPHP merupakan salah satu upaya nyata pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Melalui program ini, pemerintah berharap dapat mengurangi beban masyarakat, khususnya mereka yang kurang mampu, dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok sehari-hari. Dengan harga yang terjangkau dan kualitas beras yang terjamin, diharapkan program SPHP dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua.