Bupati Aceh Besar Tekankan Anti-KKN dalam Pengelolaan Olahraga untuk Wujudkan Atlet Berprestasi
Bupati Aceh Besar, Muharram Idris, menekankan pentingnya menghindari praktik KKN dalam pengelolaan olahraga untuk melahirkan atlet berprestasi dan mendukung Pekan Olahraga Kabupaten (PORKAB) 2025.

Bupati Aceh Besar, Muharram Idris, pada Selasa (6/5) di Gampong Gani, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, menegaskan pentingnya menghindari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam pengelolaan olahraga. Hal ini disampaikan saat pengukuhan pengurus Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (BAPOPSI) Kabupaten dan Kecamatan, serta peluncuran Pekan Olahraga Kabupaten Aceh Besar (PORKAB) Tahun 2025. Pernyataan ini muncul sebagai upaya untuk memastikan seleksi atlet didasarkan pada prestasi, bukan pada hubungan keluarga atau faktor-faktor lain yang tidak relevan.
Dalam sambutannya, Bupati Muharram Idris menekankan, "Pelaksana kegiatan olahraga harus dapat menghindari KKN dalam pengelolaan olahraga, khususnya nepotisme pada tahap seleksi atlet. Pemilihan atlet wajib mengutamakan prestasi, jangan karena kedekatan keluarga ataupun lainnya." Ia berharap dengan menghindari KKN, Aceh Besar dapat melahirkan atlet-atlet berprestasi yang mengharumkan nama daerah. Selain itu, Bupati juga mengingatkan pentingnya kesesuaian jadwal pertandingan dengan waktu shalat, serta anjuran bagi atlet untuk berbusana menutup aurat.
Pengukuhan pengurus BAPOPSI ini diharapkan menjadi momentum untuk melakukan berbagai inovasi dalam pembinaan atlet. Bupati Aceh Besar juga menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung peningkatan prestasi olahraga di Aceh Besar, salah satunya melalui penyelenggaraan PORKAB 2025 yang akan mempertandingkan 12 cabang olahraga.
Pentingnya Integritas dan Prestasi dalam Dunia Olahraga Aceh Besar
Ketua BAPOPSI Kabupaten Aceh Besar, Abdullah, menjelaskan bahwa pembentukan BAPOPSI merupakan upaya untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Aceh Besar dan sejalan dengan visi misi Bupati. Ia juga menekankan pentingnya sinergi dan komitmen bersama untuk meningkatkan prestasi atlet. BAPOPSI, menurut Abdullah, akan mendukung pembinaan atlet secara berjenjang, mulai dari tingkat kecamatan hingga kabupaten.
Dengan adanya pengurus BAPOPSI di tingkat kecamatan, diharapkan bakat dan talenta atlet muda dapat diidentifikasi dan dibina dengan baik. Sistem pembinaan berjenjang ini diyakini akan lebih efektif dalam menjaring atlet-atlet berpotensi. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Aceh Besar untuk meningkatkan prestasi olahraga melalui berbagai program dan kegiatan.
Abdullah menambahkan bahwa selain pembinaan berjenjang, penyelenggaraan berbagai ajang olahraga berprestasi juga sangat penting untuk meningkatkan kualitas atlet. PORKAB 2025, misalnya, akan menjadi ajang seleksi atlet berprestasi yang akan dibina lebih lanjut untuk mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) tahun 2026.
PORKAB 2025: Ajang Seleksi Atlet Berprestasi Aceh Besar
Pekan Olahraga Kabupaten Aceh Besar (PORKAB) 2025 akan menjadi ajang penting dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga di Aceh Besar. Sebanyak 12 cabang olahraga akan dipertandingkan dalam event ini. Atlet-atlet yang berlaga merupakan perwakilan dari berbagai kecamatan di bawah naungan BAPOPSI.
Atlet-atlet berprestasi yang berhasil menonjol dalam PORKAB 2025 akan mendapatkan pembinaan lebih lanjut dari Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Aceh Besar di bawah naungan BAPOPSI Kabupaten. Pembinaan ini bertujuan untuk mempersiapkan mereka menghadapi POPDA 2026.
Dengan demikian, PORKAB 2025 bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga sebagai bagian penting dari sistem pembinaan atlet berjenjang di Aceh Besar. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi olahraga di daerah tersebut.
Melalui komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dan kerja sama yang baik antar instansi terkait, diharapkan Aceh Besar dapat melahirkan atlet-atlet berprestasi yang mengharumkan nama daerah di tingkat nasional maupun internasional. Pentingnya menghindari praktik KKN dalam pengelolaan olahraga menjadi kunci keberhasilan dalam upaya ini.