Calon Haji Lansia Sumbar Capai 30 Persen, Kemenag Beri Perhatian Khusus
Kemenag Sumbar mencatat 30 persen dari 4.613 calon haji asal provinsi tersebut merupakan lansia, sehingga membutuhkan perhatian khusus selama ibadah haji.

Padang, 21 Maret 2024 - Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Barat (Sumbar) melaporkan bahwa 30 persen dari total 4.613 calon haji asal provinsi tersebut merupakan lansia. Jumlah ini cukup signifikan dan memerlukan perhatian khusus dari pihak Kemenag dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 Hijriah mendatang. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sumbar, Mahyudin, pada Jumat lalu di Padang.
Perhatian khusus ini diperlukan untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan ibadah haji para calon haji lansia. Pihak Kemenag menyadari bahwa kondisi fisik dan kesehatan para lansia perlu dipertimbangkan dalam setiap rangkaian ibadah. Oleh karena itu, berbagai persiapan dan dukungan akan diberikan untuk membantu mereka menjalankan ibadah haji dengan sebaik-baiknya.
Selain fokus pada calon haji lansia, Kemenag Sumbar juga mendorong kemandirian bagi calon haji lainnya, terutama yang bukan termasuk kategori lansia. Hal ini sejalan dengan kebijakan pengurangan jumlah petugas haji pada tahun 2025. Dengan jumlah petugas yang lebih sedikit, diharapkan calon haji dapat lebih mandiri dalam menjalankan ibadah haji.
Perhatian Khusus untuk Calon Haji Lansia
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sumbar, Mahyudin, menekankan pentingnya perhatian khusus bagi calon haji lansia. "Berdasarkan data yang ada, sekitar 30 persen dari 4.613 calon haji asal Sumbar merupakan kategori lansia," ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi besarnya proporsi lansia di antara calon haji Sumbar dan perlunya strategi khusus untuk menunjang kelancaran ibadah mereka.
Kemenag Sumbar berencana untuk menyediakan fasilitas dan layanan tambahan bagi para lansia. Hal ini mencakup dukungan kesehatan, aksesibilitas yang lebih baik, dan pendampingan selama di Tanah Suci. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa para lansia dapat menjalankan ibadah haji dengan aman dan nyaman, tanpa hambatan yang berarti.
Selain itu, Kemenag juga akan meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk petugas kesehatan dan pembimbing haji, untuk memastikan para lansia mendapatkan perawatan dan bimbingan yang memadai selama di Tanah Suci. Kerjasama yang erat ini diharapkan dapat meminimalisir risiko kesehatan dan memastikan kelancaran ibadah haji bagi para lansia.
Pentingnya Kemandirian Calon Haji
Di sisi lain, Kemenag Sumbar juga menekankan pentingnya kemandirian bagi calon haji, terutama yang bukan lansia. Hal ini mengingat pengurangan jumlah petugas haji pada tahun 2025. "Pada musim haji 1446 Hijriah, Kemenag berharap adanya kemandirian dari masing-masing calon haji, terutama yang bukan kategori lansia," jelas Mahyudin.
Untuk mencapai hal tersebut, Kemenag Sumbar telah berkoordinasi dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) untuk memberikan pelatihan dan motivasi kepada calon haji agar mampu mandiri selama menjalankan ibadah haji. Pelatihan ini difokuskan pada berbagai aspek, mulai dari persiapan fisik dan mental hingga pengetahuan tentang tata cara ibadah haji.
Mahyudin menambahkan, "Jamaah haji mandiri itu sasaran hasil bimbingan ibadah. Jamaah mandiri merupakan keluaran hasil bimbingan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan KBIHU. Sehingga jamaah tidak bergantung kepada petugas atau pihak lain." Hal ini menunjukkan komitmen Kemenag Sumbar dalam membina calon haji agar mampu menjalankan ibadah haji secara mandiri dan bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, total calon haji reguler asal Sumbar sebanyak 4.613 orang. Indonesia sendiri mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000 pada tahun 2025, terdiri dari 203.320 calon haji reguler dan 17.680 calon haji khusus. Kuota calon haji reguler terdiri atas 190.897 calon haji berhak lunas sesuai urutan porsi, 10.166 calon haji reguler prioritas lanjut usia, 685 pembimbing ibadah, serta 1.572 petugas haji daerah.
Dengan jumlah calon haji lansia yang cukup signifikan, Kemenag Sumbar berkomitmen untuk memberikan perhatian dan dukungan penuh agar mereka dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan khusyuk. Upaya mendorong kemandirian calon haji juga menjadi fokus utama, guna mempersiapkan mereka menghadapi penyelenggaraan haji tahun 2025 dengan jumlah petugas yang lebih terbatas.