Cap Go Meh Palembang Diundur: Antisipasi Surutnya Sungai Musi
Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro, Palembang, dimajukan menjadi 10-11 Februari 2025 karena surutnya Sungai Musi, demi kelancaran akses transportasi pengunjung.
![Cap Go Meh Palembang Diundur: Antisipasi Surutnya Sungai Musi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/120034.549-cap-go-meh-palembang-diundur-antisipasi-surutnya-sungai-musi-1.jpg)
Perayaan Cap Go Meh di Palembang, Sumatera Selatan, tahun ini sedikit berbeda. Biasanya jatuh pada tanggal 12 Februari 2025, perayaan tahunan warga Tionghoa ini dimajukan menjadi 10 dan 11 Februari. Keputusan ini diambil oleh pengurus Kelenteng Hong Tong Bio, mengingat kondisi pasang surut Sungai Musi yang sedang surut.
Antisipasi Surutnya Sungai Musi
Wakil Ketua Kelenteng Hong Tong Bio, Eko, menjelaskan bahwa percepatan perayaan Cap Go Meh bertujuan untuk memastikan kelancaran akses transportasi bagi para pengunjung yang akan merayakan Cap Go Meh di Pulau Kemaro. Surutnya Sungai Musi berpotensi menyulitkan kapal-kapal yang membawa pengunjung dari berbagai daerah, bahkan mancanegara, untuk bersandar di pulau tersebut. Dengan memajukan jadwal, diharapkan kapal-kapal dapat bersandar dengan aman dan lancar.
Sebagai antisipasi, panitia telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut kedatangan para pengunjung. Dermaga telah ditata dengan baik, dan bahkan telah dibangun jembatan terapung sementara dari samping pabrik PT Pusri menuju Pulau Kemaro. Hal ini memberikan alternatif akses bagi pengunjung selain menggunakan jalur laut.
Akses Mudah dan Aman ke Pulau Kemaro
Pengunjung yang ingin merayakan Cap Go Meh di Pulau Kemaro kini memiliki dua pilihan akses: berjalan kaki melalui jembatan terapung atau menggunakan kapal tongkang gratis. Kapal tongkang gratis disediakan panitia dari kawasan Pasar 16 Ilir. Jadwal keberangkatannya adalah pada tanggal 10 Februari pukul 18.00 WIB dan tanggal 11 Februari pukul 16.00 WIB. Ketersediaan transportasi alternatif ini diharapkan dapat memudahkan akses bagi semua pengunjung.
Pulau Kemaro: Lebih dari Sekedar Perayaan
Pulau Kemaro, dengan luas 79 hektare, bukan hanya tempat sakral bagi warga Tionghoa untuk merayakan Cap Go Meh. Pulau ini juga merupakan objek wisata populer di Palembang. Pengunjung dapat menikmati keindahan pagoda sembilan lantai, Klenteng Hok Tjing Rio, dan makam Putri Siti Fatimah, peninggalan sejarah kerajaan Sriwijaya. Keberadaan situs-situs bersejarah ini menambah daya tarik Pulau Kemaro bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Untuk memenuhi kebutuhan pengunjung, panitia bekerja sama dengan pelaku UMKM lokal. Para pedagang dapat menjajakan dagangannya di Pulau Kemaro selama perayaan Cap Go Meh. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Keamanan Terjaga Selama Perayaan
Keamanan dan kenyamanan pengunjung menjadi prioritas utama panitia. Polrestabes Palembang, dibantu TNI dan instansi terkait lainnya, akan mengerahkan ratusan personel untuk mengamankan kawasan Pulau Kemaro dan sekitarnya selama perayaan Cap Go Meh. Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihartono, menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama perayaan berlangsung. Masyarakat diimbau untuk segera melaporkan kepada pihak berwajib jika menemukan potensi gangguan keamanan.
Kesimpulan
Perayaan Cap Go Meh di Palembang tahun ini menjadi bukti adaptasi dan inovasi dalam menghadapi tantangan alam. Keputusan memajukan jadwal perayaan menunjukkan kepedulian panitia terhadap kelancaran akses dan kenyamanan pengunjung. Dengan berbagai persiapan yang matang, termasuk akses transportasi alternatif dan pengamanan yang terintegrasi, perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro diharapkan dapat berjalan lancar, aman, dan meriah. Perayaan ini bukan hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang memperkaya khazanah budaya Palembang.