Cap Go Meh Jambi: Masuk Kalender Wisata, Jaga Harmoni Antarumat Beragama
Pemerintah Kota Jambi menetapkan Cap Go Meh sebagai agenda tahunan, guna pengembangan pariwisata dan memperkuat toleransi antarumat beragama, ditandai dengan perayaan meriah di Yayasan Amitabha Jambi.

Kota Jambi, 13 Februari 2024 - Pemerintah Kota Jambi resmi memasukkan perayaan Cap Go Meh ke dalam kalender event tahunan. Keputusan ini bertujuan ganda: mendorong sektor pariwisata dan memperkuat kerukunan antarumat beragama di kota yang terkenal dengan keberagamannya. Puncak perayaan tahun ini diwarnai kemeriahan barongsai, tarian naga, dan pesta kembang api, menunjukkan komitmen nyata Pemkot Jambi dalam merangkul budaya Tionghoa sebagai bagian integral dari identitas kota.
Cap Go Meh: Lebih dari Sekadar Hiburan
Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi, Sri Purwaningsih, menjelaskan bahwa komposisi penduduk Kota Jambi yang beragam menjadi aset berharga. "Keberagaman ini menjadi kekuatan Kota Jambi sebagai gerbang Provinsi Jambi," ujarnya. Sri menekankan bahwa Cap Go Meh bukan hanya sekadar hiburan semata, melainkan perwujudan budaya, tradisi, dan keberagaman yang kaya. Perayaan ini diharapkan mampu memperkokoh persaudaraan dan menjadi simbol nyata toleransi warga Jambi.
Sri Purwaningsih menambahkan bahwa dalam keberagaman budaya dan agama, menjaga persatuan dan harmoni menjadi kunci. Perayaan Cap Go Meh menjadi bukti nyata komitmen masyarakat Jambi untuk terus menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Event ini bukan hanya menarik minat wisatawan, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Dukungan Penuh untuk Cap Go Meh
Ketua Yayasan Kesejahteraan Sentosa Jambi, Roni Attan, menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Pemkot Jambi terhadap perayaan Cap Go Meh. Ia mengakui peran penting tokoh-tokoh Tionghoa dalam mensukseskan rangkaian acara tersebut. Perayaan Cap Go Meh tahun ini menandai tahun baru Imlek 2576, sebuah momentum penting bagi masyarakat Tionghoa di Jambi.
Attan berharap agar perayaan Cap Go Meh di Jambi dapat berkembang dan semakin meriah di tahun-tahun mendatang. Ia mencontohkan Singkawang, Kalimantan Barat, yang dikenal dengan perayaan Cap Go Meh terbesar di Asia Tenggara. Sebagai warga Jambi keturunan Tionghoa, Attan juga menyoroti iklim toleransi yang sangat baik di Jambi, yang menurutnya sangat mendukung iklim investasi dan kemajuan daerah.
Kemeriahan Perayaan di Yayasan Amitabha
Puncak perayaan Cap Go Meh tahun ini dipusatkan di halaman Yayasan Amitabha Jambi, dekat Kelenteng Lam Thien Tong. Rangkaian acara yang kaya akan budaya dan tradisi Tionghoa, termasuk penampilan barongsai dan tarian naga, berhasil menarik perhatian banyak pengunjung. Pesta kembang api yang spektakuler menjadi penutup yang sempurna, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh yang hadir. Suasana penuh keceriaan dan kebersamaan menjadi bukti nyata harmoni antarumat beragama di Kota Jambi.
Pemkot Jambi telah berhasil menciptakan sebuah event yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal dan mempromosikan nilai-nilai toleransi dan persatuan. Dengan menjadikan Cap Go Meh sebagai agenda tahunan, Kota Jambi menunjukkan komitmennya untuk terus menjaga dan mengembangkan keberagaman budaya sebagai kekuatan utama pembangunan daerah.
Keberhasilan penyelenggaraan Cap Go Meh ini tak lepas dari kerja sama yang baik antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan seluruh warga Jambi. Semoga perayaan ini akan terus berkembang dan menjadi daya tarik wisata yang semakin dikenal luas, sekaligus menjadi simbol persatuan dan toleransi yang membanggakan.