Imlek dan Cap Go Meh: Pendorong Pariwisata Pontianak
Perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Pontianak, Kalimantan Barat, tak hanya menjadi tradisi budaya, tetapi juga menjadi daya tarik wisata utama yang memberikan dampak ekonomi signifikan bagi kota.
Imlek dan Cap Go Meh: Daya Tarik Wisata Baru Pontianak
Penjabat Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, menyatakan bahwa perayaan Imlek dan Cap Go Meh telah menjadi magnet bagi sektor pariwisata Kota Pontianak. Kemeriahan kedua perayaan ini, terutama Cap Go Meh, menarik banyak wisatawan domestik maupun mancanegara ke Kalimantan Barat, khususnya Pontianak. Hal ini berdampak positif pada perekonomian daerah, terutama pada sektor jasa seperti pariwisata, transportasi, dan akomodasi.
Dampak Ekonomi dan Budaya yang Signifikan
Pemerintah Kota Pontianak sangat mendukung penuh pelaksanaan Cap Go Meh. Sebuah rapat akhir untuk persiapan acara akan segera digelar. Bagi Pontianak yang minim kekayaan sumber daya alam, sektor perdagangan dan jasa menjadi tulang punggung perekonomiannya. Oleh karena itu, Cap Go Meh berperan penting dalam menopang perekonomian kota. Lebih dari sekadar ritual keagamaan, Cap Go Meh juga merepresentasikan budaya multi etnis yang harmonis.
Kerukunan Umat Beragama Tergambar Jelas
Edi Suryanto menekankan bahwa Cap Go Meh merupakan simbol nyata kerukunan antarumat beragama di Pontianak. Perayaan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat tanpa memandang latar belakang agama atau etnis. Untuk menjamin kelancaran acara, pemerintah akan mengerahkan berbagai instansi terkait, seperti Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan lainnya.
Persiapan Cap Go Meh dan Atraksi Menarik
Ketua Panitia Cap Go Meh 2576, Hendry Pangestu Lim, memaparkan bahwa persiapan Cap Go Meh telah berjalan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Lampu lampion telah menghiasi sepanjang Jalan Gajah Mada, menandai dimulainya suasana meriah Imlek. Hendry mengimbau masyarakat Tionghoa untuk merayakan Imlek dengan sederhana namun bermakna, mengedepankan kebersamaan keluarga dan sahabat.
Pawai Naga dan Festival Kuliner: Sajian Cap Go Meh
Meskipun pawai tatung tidak direkomendasikan di Pontianak, Panitia Cap Go Meh telah mempersiapkan atraksi yang tak kalah menarik, yaitu parade 39 naga bersinar dengan lampu dan efek asap, termasuk naga terbesar. Selain itu, festival kuliner di sepanjang Jalan Diponegoro akan digelar pada 6-12 Februari 2025, bersamaan dengan acara ‘Naga Buka Mata’ pada 10 Februari 2025. Setelah Cap Go Meh, lampion-lampion akan diganti dengan dekorasi ketupat menjelang Idul Fitri, sebagai simbol toleransi dan keberagaman budaya.
Toleransi dan Keragaman Budaya
Pergantian dekorasi dari lampion Imlek menjadi ketupat Idul Fitri menunjukkan komitmen Pontianak dalam menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Hal ini menjadikan Cap Go Meh bukan hanya perayaan budaya Tionghoa, tetapi juga perayaan kebersamaan dan kerukunan seluruh warga Pontianak.
Kesimpulan
Perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Pontianak telah menjadi bukti nyata bagaimana sebuah tradisi budaya dapat menjadi penggerak utama perekonomian dan sekaligus perekat kerukunan antarumat beragama. Dengan persiapan yang matang dan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, perayaan ini diharapkan akan terus sukses dan memberikan dampak positif bagi Pontianak.