Celios: Insentif Listrik dan Energi Dongkrak Daya Beli Masyarakat di Tengah Resesi Global
Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menyarankan pemerintah memberikan insentif listrik dan energi untuk meningkatkan daya beli masyarakat serta menghadapi dampak resesi global akibat perang dagang.

Ekonom dan Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengungkapkan bahwa pemberian insentif kepada masyarakat, khususnya untuk kebutuhan listrik dan energi, dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan daya beli di tengah ancaman resesi global akibat perang dagang. Hal ini disampaikannya dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta pada Rabu, 9 April.
Menurut Huda, langkah ini krusial untuk memperkuat permintaan domestik dan menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Insentif tersebut, terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, akan memberikan suntikan vital bagi perekonomian dalam negeri saat perekonomian global tengah menghadapi ketidakpastian.
Huda menekankan pentingnya strategi ini sebagai penangkal dampak negatif dari kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang berpotensi memicu resesi global. Ia percaya insentif ini akan menjadi kekuatan bagi ekonomi domestik di tengah situasi yang penuh tantangan.
Insentif sebagai Benteng Ekonomi Domestik
Lebih lanjut, Huda menjelaskan bahwa insentif-insentif tersebut akan memberikan daya ungkit bagi perekonomian Indonesia. Dengan daya beli masyarakat yang meningkat, permintaan domestik akan terdorong, sehingga mampu mengurangi ketergantungan pada pasar global yang sedang bergejolak. Ini merupakan strategi yang tepat untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Pemerintah, menurut Huda, perlu secara aktif merancang dan mengimplementasikan program insentif yang tepat sasaran dan efektif. Hal ini membutuhkan koordinasi yang baik antar kementerian dan lembaga terkait agar program tersebut dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuannya.
Selain itu, transparansi dan akuntabilitas dalam penyaluran insentif juga sangat penting untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan memastikan bahwa bantuan tersebut benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan.
Langkah Strategis Pemerintah Hadapi Resesi Global
Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) sebelumnya telah memaparkan tiga langkah strategis Presiden Prabowo Subianto dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Langkah-langkah tersebut meliputi perluasan mitra dagang, percepatan hilirisasi sumber daya alam, dan penguatan resiliensi konsumsi dalam negeri.
Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi PCO, Noudhy Valdryno, menjelaskan bahwa ketiga langkah ini, didukung strategi geopolitik yang matang, diharapkan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih juga menjadi bagian dari strategi ini, bertujuan untuk memperkuat ekonomi desa dan menciptakan lapangan kerja baru.
Program Koperasi Desa Merah Putih ini diharapkan dapat mendorong perputaran uang di daerah, meningkatkan konsumsi dalam negeri, dan mengurangi ketergantungan pada impor. Dengan konsumsi rumah tangga yang menyumbang 54 persen dari PDB Indonesia, program ini diyakini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Langkah-langkah tersebut menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. Koordinasi yang baik antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk memastikan keberhasilan strategi-strategi tersebut.
Pentingnya Peran Sektor Swasta
Selain peran pemerintah, sektor swasta juga memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Sektor swasta dapat berkontribusi dengan meningkatkan investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong inovasi. Kerjasama yang erat antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk memastikan keberhasilan strategi-strategi tersebut.
Dengan menggabungkan kebijakan fiskal yang tepat, seperti insentif yang diusulkan oleh Celios, dengan strategi yang berfokus pada peningkatan daya saing dan inovasi, Indonesia dapat menghadapi tantangan ekonomi global dengan lebih baik. Hal ini membutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak yang terlibat.
Kesimpulannya, upaya pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui insentif, dikombinasikan dengan strategi diversifikasi ekonomi dan penguatan sektor riil, menjadi kunci dalam menghadapi dampak negatif resesi global. Keberhasilan strategi ini bergantung pada koordinasi yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.