China Awasi Upaya AS-Rusia Damai di Ukraina, Dorong Dialog
China terus memantau perkembangan negosiasi AS-Rusia terkait konflik Ukraina, menekankan dialog dan negosiasi sebagai solusi utama, serta mengapresiasi berbagai upaya perdamaian yang dilakukan.

Beijing, 19 Februari 2024 - Pemerintah China menyatakan terus mengamati perkembangan langkah Amerika Serikat (AS) dan Rusia dalam upaya penyelesaian konflik Ukraina. Beijing mengapresiasi inisiatif perundingan damai yang dilakukan kedua negara adidaya tersebut. Pernyataan ini disampaikan menyusul pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS dan Rusia di Riyadh, Arab Saudi.
Tanggapan Resmi China
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyampaikan apresiasi atas upaya perdamaian yang dilakukan AS dan Rusia. "Kami senang melihat semua upaya yang dilakukan untuk perdamaian, termasuk apa yang telah disepakati dalam perundingan perdamaian oleh AS dan Rusia," kata Guo dalam konferensi pers di Beijing. China menekankan pentingnya dialog dan negosiasi sebagai satu-satunya jalan keluar yang tepat untuk konflik ini.
China secara konsisten mendorong penyelesaian konflik melalui dialog dan konsultasi. Hal ini sejalan dengan pendirian China dalam setiap perselisihan internasional. "Dalam setiap perselisihan dan konflik di dunia, China selalu menganjurkan dialog, konsultasi, dan penyelesaian politik," tegas Guo. Meskipun tidak terlibat langsung dalam konflik, China tidak tinggal diam dan berupaya aktif mencari solusi damai.
Sejak awal krisis Ukraina, China telah mengusulkan penyelesaian melalui dialog dan konsultasi. Lebih lanjut, China menginisiasi pembentukan Kelompok 'Sahabat untuk Perdamaian' bersama Brasil dan negara-negara Selatan Global lainnya. Guo Jiakun menilai usulan China bersifat objektif, tidak memihak, rasional, dan pragmatis, serta mewakili konsensus global.
Pertemuan Riyadh dan Reaksi Internasional
Pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, di Riyadh, menandai babak baru dalam upaya penyelesaian konflik. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk membentuk mekanisme konsultasi guna mengatasi hambatan dalam hubungan bilateral, termasuk kemungkinan penataan staf kedutaan.
Kedua pihak juga berkomitmen untuk mengakhiri konflik Ukraina melalui mekanisme yang berkelanjutan dan diterima semua pihak. Pertemuan ini diharapkan membuka jalan bagi kerja sama di masa depan, meliputi aspek geopolitik, ekonomi, dan investasi. Namun, penting dicatat bahwa pertemuan ini tidak melibatkan Ukraina atau negara-negara Eropa secara langsung.
Reaksi internasional beragam. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menegaskan bahwa negaranya tidak akan menerima hasil negosiasi tanpa keterlibatan langsung. Negara-negara Eropa mengadakan pertemuan darurat untuk membahas perkembangan ini, dengan perbedaan pendapat muncul mengenai pengerahan pasukan penjaga perdamaian.
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, bahkan menyatakan kesiapan untuk mempertimbangkan pengerahan pasukan Inggris sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian. Namun, negara-negara lain seperti Italia dan Spanyol memiliki pandangan yang berbeda. Hubungan AS-Eropa sedikit tegang setelah Presiden Trump memulai diskusi langsung dengan Putin tanpa melibatkan Eropa.
Kesimpulan
China menekankan pentingnya dialog dan negosiasi dalam menyelesaikan konflik Ukraina. Meskipun mengapresiasi upaya AS dan Rusia, China juga menyoroti pentingnya keterlibatan semua pihak terkait, termasuk Ukraina dan negara-negara Eropa, dalam proses perdamaian. Pertemuan di Riyadh menjadi langkah penting, namun jalan menuju perdamaian masih panjang dan membutuhkan komitmen serta kerja sama dari semua pihak yang terlibat.
China, melalui inisiatif 'Sahabat untuk Perdamaian', berkomitmen untuk terus membangun konsensus dan memainkan peran konstruktif dalam mendorong penyelesaian politik konflik Ukraina. Perkembangan situasi ini akan terus dipantau dengan cermat oleh pemerintah China.