China Kecam Keras Kebijakan Investasi AS: Tuduh Trump Rusak Iklim Bisnis
China melontarkan protes keras terhadap kebijakan Presiden Trump yang membatasi investasi China di AS, menuduhnya merusak iklim bisnis dan mengganggu perdagangan internasional.

Pemerintah China menyampaikan kecaman keras terhadap kebijakan Presiden Donald Trump yang membatasi investasi Tiongkok di Amerika Serikat (AS). Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyatakan protes resmi kepada pihak AS terkait memorandum presiden yang dikeluarkan pada Jumat, 21 Februari 2020. Kebijakan tersebut dinilai sangat merugikan iklim investasi dan berpotensi merusak hubungan ekonomi bilateral.
Dalam konferensi pers di Beijing, Lin Jian mengungkapkan keprihatinan mendalam atas dampak negatif kebijakan ini terhadap kepercayaan perusahaan China untuk berinvestasi di AS. Ia menekankan bahwa langkah-langkah proteksionis tersebut tidak hanya merugikan perusahaan China, tetapi juga merusak lingkungan bisnis di AS itu sendiri. Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respon langsung atas kebijakan Trump yang bertujuan untuk membatasi akses investasi China di berbagai sektor strategis AS.
Memorandum presiden tersebut memberikan kewenangan lebih luas kepada Komite Investasi Asing di AS (CFIUS) untuk meninjau dan bahkan memblokir investasi China di sektor-sektor teknologi, infrastruktur, kesehatan, pertanian, energi, dan industri lainnya. China menganggap kebijakan ini sebagai tindakan intervensi yang tidak adil dan menentang aturan perdagangan internasional.
Protes Resmi dan Tindakan Balasan
China menyatakan penolakan tegas terhadap kebijakan tersebut dan telah mengajukan protes resmi kepada pemerintah AS. Lin Jian menegaskan bahwa peningkatan pembatasan investasi AS terhadap China merupakan campur tangan dalam pengambilan keputusan independen perusahaan-perusahaan AS dan distorsi investasi antara kedua negara. Pemerintah China berjanji akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan sahnya.
Lebih lanjut, Lin Jian menekankan bahwa kebijakan proteksionis AS justru akan merugikan kepentingan ekonomi AS sendiri dan kredibilitas internasionalnya. Ia mendesak AS untuk menghormati aturan investasi dan perdagangan internasional, serta berhenti mempolitisasi isu ekonomi dan perdagangan. China juga mengkritik penggunaan Pasal 301 sebagai alat untuk mencapai agenda politik dalam negeri, yang dianggap melanggar aturan WTO dan merusak sistem perdagangan multilateral.
Selain itu, China juga menyoroti upaya AS untuk membatasi investasi keluar AS ke China di sektor-sektor strategis seperti semikonduktor, kecerdasan buatan (AI), teknologi kuantum, bioteknologi, dan kedirgantaraan. Tujuannya adalah untuk mencegah dana AS mendukung strategi Military-Civil Fusion (MCF) China yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional AS.
Pembatasan Investasi di Berbagai Sektor
Kebijakan Trump juga mencakup pembatasan kepemilikan China atas lahan pertanian AS, yang saat ini mencapai lebih dari 350.000 hektare di 27 negara bagian. AS juga berencana membatasi akses China ke sumber daya manusia dan operasi perusahaan AS di sektor teknologi sensitif, serta memperkuat wewenang CFIUS untuk mengawasi investasi 'greenfield'. Pemerintah AS juga berencana memperketat audit terhadap perusahaan asing yang terdaftar di bursa AS untuk melindungi tabungan investor AS.
Langkah-langkah tambahan yang direncanakan termasuk mengenakan biaya tambahan untuk penggunaan kapal dagang buatan China, sebagai upaya untuk mendorong penggunaan kapal dalam negeri dan mengurangi dominasi China dalam industri perkapalan global. Saat ini, China menguasai hampir 50 persen kapasitas pembuatan kapal global, dengan armada kapal dagang diperkirakan bernilai 255,2 miliar dolar AS pada Januari 2025.
Belum jelas bagaimana semua rencana Trump akan dilaksanakan dan apakah ia membutuhkan kewenangan tambahan dari Kongres. Namun, langkah-langkah ini menunjukkan peningkatan ketegangan ekonomi antara AS dan China, dengan potensi dampak signifikan terhadap perdagangan dan investasi global.
Trump juga menuduh perusahaan China telah lama memanfaatkan modal AS untuk mendukung pengembangan militer, intelijen, dan operasi keamanan mereka, dan berjanji tidak akan membiarkan perusahaan China mencuri kekayaan intelektual dan pengetahuan pekerja AS.
Kesimpulan
Perselisihan antara AS dan China terkait investasi semakin memanas. Kebijakan proteksionis AS mendapat kecaman keras dari China, yang menuduh AS merusak iklim bisnis internasional dan melanggar aturan perdagangan. Dampak jangka panjang dari kebijakan ini masih belum jelas, namun potensi dampak negatif terhadap perekonomian global sangat nyata.