China Tanggapi Panama yang Akhiri Kerja Sama Belt and Road Initiative
China menyatakan kekecewaan atas keputusan Panama untuk mengakhiri kerja sama Belt and Road Initiative menyusul tekanan dari AS, namun menegaskan komitmen pada kerja sama yang saling menguntungkan dan transparan.
Beijing, 6 Februari 2024 - Ketegangan geopolitik kembali mencuat setelah Panama memutuskan untuk tidak memperbarui kerja samanya dengan China dalam proyek Belt and Road Initiative (BRI). Keputusan ini diambil setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, ke Panama dan dinilai sebagai imbas dari tekanan Amerika Serikat.
Tanggapan Resmi China
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyatakan bahwa kerja sama China-Panama dalam kerangka BRI berjalan lancar dan telah memberikan hasil positif. Lin Jian menekankan harapannya agar pihak terkait memperkuat kepercayaan, menolak intervensi eksternal, dan membuat keputusan yang tepat. Pernyataan ini disampaikan sebagai respon atas pengumuman Presiden Panama, Jose Raul Mulino, yang menyatakan bahwa Panama tidak akan memperbarui nota kesepahaman tahun 2017 terkait keikutsertaan mereka dalam BRI.
Lin Jian juga menyoroti pernyataan-pernyataan AS yang dianggapnya tidak bertanggung jawab dan mendistorsi kerja sama China-Panama. Ia menegaskan penolakan China terhadap tuduhan tersebut dan akan mengambil tindakan tegas terhadap AS. China menganggap pernyataan AS sebagai upaya untuk mengganggu kerja sama bilateral yang saling menguntungkan.
BRI: Kerja Sama Global yang Berkembang
Sejak diluncurkan pada tahun 2013, BRI telah berkembang pesat, menjadi wadah kerja sama internasional yang populer dan inklusif. Lin Jian menjelaskan bahwa selama satu dekade terakhir, kerja sama BRI telah menjunjung tinggi semangat perdamaian, keterbukaan, dan saling menguntungkan. Hal ini, menurutnya, berkontribusi pada peningkatan persahabatan dan kemajuan ekonomi negara-negara yang terlibat.
Terkait operasi perusahaan asal Hong Kong di sekitar Terusan Panama, Lin Jian menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan hal biasa mengingat lokasi tersebut merupakan tujuan investasi internasional yang dikenal dengan aturan hukum yang kuat dan lingkungan bisnis yang transparan. China yakin Panama akan memberikan lingkungan yang adil dan setara bagi semua perusahaan, termasuk perusahaan dari Hong Kong.
Tuduhan AS dan Perjanjian AS-Panama
Kunjungan Rubio ke Panama didasari oleh kekhawatiran AS terhadap kehadiran perusahaan China, khususnya Panama Ports Company, anak perusahaan CK Hutchison Holdings yang berbasis di Hong Kong. AS mengklaim bahwa keberadaan perusahaan tersebut di sekitar Terusan Panama merupakan ancaman dan pelanggaran perjanjian AS-Panama tahun 1977. Presiden AS sebelumnya, Donald Trump, bahkan pernah mengancam akan mengambil alih Terusan Panama.
Perjanjian AS-Panama tahun 1977 memungkinkan AS untuk melakukan intervensi militer jika operasi Terusan Panama terganggu. Saat ini, Panama sedang melakukan audit terhadap Panama Ports Company. Pemerintah Panama membantah tuduhan AS, dengan menyatakan bahwa pelabuhan yang dioperasikan oleh perusahaan tersebut tidak termasuk dalam operasi Terusan Panama yang dikelola oleh Otoritas Terusan Panama, sebuah badan otonom.
Kesimpulan
Keputusan Panama untuk mengakhiri kerja sama BRI menimbulkan pertanyaan mengenai pengaruh kekuatan besar dalam hubungan internasional dan dampaknya terhadap proyek-proyek infrastruktur global. China menekankan komitmennya pada kerja sama yang saling menguntungkan dan transparan, sementara AS tetap bersikap waspada terhadap ekspansi pengaruh China. Situasi ini menunjukkan kompleksitas geopolitik dan persaingan pengaruh di kawasan tersebut.