Cirebon Raih Nilai Tinggi Implementasi Smart City: Inovasi dan Kolaborasi Jadi Kunci
Kota Cirebon mencatatkan peningkatan signifikan dalam implementasi Smart City dengan skor 3,31, menunjukkan komitmen pemerintah dan kolaborasi berbagai pihak dalam meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, berhasil meningkatkan implementasi program Smart City-nya. Hasil Evaluasi Smart City Tahap II 2024 menunjukkan peningkatan nilai yang signifikan, yakni 3,31. Ini merupakan peningkatan 0,36 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Keberhasilan ini tentu menjadi kabar baik bagi Cirebon.
Menurut Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, Ma’ruf Nuryasa, evaluasi Smart City meliputi lima dimensi: baseline, output, outcome, dampak masyarakat, dan keberlanjutan inovasi. Peningkatan skor ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam memanfaatkan inovasi dan teknologi demi meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Keberhasilan Cirebon dalam implementasi Smart City tak lepas dari dukungan regulasi yang kuat. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kota Cerdas dan Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 58 Tahun 2023 tentang keamanan informasi digital menjadi landasan hukum yang kokoh. Lebih lanjut, kolaborasi aktif antar instansi pemerintah, sektor swasta, komunitas, dan pemerintah daerah lain juga berperan penting.
Ma’ruf Nuryasa menekankan pentingnya kolaborasi dalam keberhasilan ini. Ia menyatakan, "Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras, kerja cerdas, dan kolaborasi berbagai pihak. Fokus kami memastikan program-program Smart City terus berkelanjutan dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat." Dari 63 program yang direncanakan, realisasinya telah mencapai 92,1 persen, dan berbagai aplikasi pendukung Smart City juga berjalan optimal.
Dampak positif dari program Smart City di Cirebon sudah terlihat. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat menjadi 76,46, dan angka kemiskinan turun hingga 9,16 persen. Namun, tantangan tetap ada. Transformasi budaya birokrasi yang lebih adaptif terhadap digitalisasi, optimalisasi anggaran non-APBD, dan peningkatan partisipasi masyarakat masih perlu ditingkatkan.
Salah satu fokus ke depan adalah mendorong literasi digital agar ekosistem Smart City di Cirebon menjadi inklusif dan berkelanjutan. Pihak DKIS berkomitmen untuk terus berinovasi dan mencari solusi bersama melalui kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi kendala yang mungkin muncul. Inovasi berkelanjutan, menurut Ma’ruf Nuryasa, menjadi fondasi utama terciptanya Kota Cirebon yang semakin cerdas.
Kesimpulannya, keberhasilan Kota Cirebon dalam implementasi Smart City merupakan bukti nyata komitmen pemerintah daerah dan kolaborasi berbagai pihak. Walaupun tantangan masih ada, peningkatan yang signifikan dalam skor evaluasi dan dampak positif terhadap IPM dan angka kemiskinan menunjukkan arah yang tepat menuju Cirebon yang lebih maju dan sejahtera.